MINANGKABAUNEWS.COM, INTERNATIONAL – Rusia telah gagal membayar utang luar negerinya untuk pertama kali dalam satu abad terakhir. Negara itu melewatkan tenggat waktu pada Minggu untuk membayar bunga US$ 100 juta atau setara Rp1,4 triliun untuk dua obligasi dalam mata uang dolar dan euro.
Beberapa media melaporkan bahwa pemegang obligasi Rusia belum menerima pembayaran. Mengutip sumber Reuters, hingga Senin, beberapa pemegang eurobond Rusia di Taiwan belum juga menerima pembayaran bunga yang jatuh tempo.
Hal itu menunjukkan bahwa Rusia mungkin memasuki default utang luar negeri pertama sejak 1918. Meskipun memiliki cukup uang dan kemauan untuk membayar, sanksi Barat membuat hal tersebut tampak tak mungkin.
Sementara itu, Rusia sendiri sebelumnya mengatakan telah mengirimkan uang ke Euroclear, sebuah institusi sebagai penyedia jasa keuangan yang memfokuskan pada aktivitas clearing dan settlement pasar uang dan pasar modal. Bank yang kemudian akan mendistribusikannya ke investor.
Namun, menurut Bloomberg News, uang telah berhenti di sana dan kreditur tak menerimanya. Euroclear sendiri tidak mengatakan apakah pembayaran telah diblokir, tetapi mengatakan bahwa pihaknya mematuhi semua sanksi.
Lalu apakah nasibnya mirip Sri Lanka?
Meski begitu, Rusia percaya diri tidak akan bernasib sama seperti Sri Lanka, dimana negara ini mengalami krisis ekonomi terburuk sejak merdeka pada 1948. Krisis Sri Lanka terjadi setelah gagal bayar utang luar negeri US$ 51 miliar (Rp 757,5 triliun) pada April.
Kremlin sendiri telah bersikeras memiliki dana tapi kesulitan membayar karena sanksi Barat yang memutusnya dari sistem keuangan international. Mereka menyebut kejadian ini sebagai “lelucon”. Negeri Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyebutnya “artificial” alias buatan.
“Tidak ada alasan untuk menyebut situasi ini sebagai default,” kata Juru Bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, dalam keterangan terbarunya kepada wartawan, dikutip AFP, Rabu (28/6/2022).
“Klaim tentang default ini, mereka benar-benar salah,” katanya, menambahkan bahwa Rusia melunasi utang pada Mei.
Hal sama juga dikatakan Kementerian Keuangan Rusia. Pemerintah sudah melakukan pembayaran tetapi uang belum berpindah ke kreditur.
“Sistem penyelesaian dan kliring internasional menerima dana secara penuh di muka tetapi pembayaran tidak ditransfer ke penerima akhir karena tindakan pihak ketiga,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
“Tindakan perantara keuangan asing berada di luar kendali kementerian keuangan Rusia,” tambah lembaga negara itu.
Rusia, terakhir kali gagal membayar utang luar negerinya pada tahun 1918. Ketika pemimpin revolusi Bolshevik Vladimir Lenin menolak untuk mengakui utang rezim tsar yang digulingkan.
Namun di 1998, Rusia pernah juga gagal membayar utang domestik meski pembayaran internasional masih lancar. Ini karena penurunan harga komoditas, menghadapi tekanan keuangan yang mencegahnya menopang rubel dan melunasi utang yang terakumulasi selama perang pertama di Chechnya.
(AFP)