Siap Hadapi Bencana, Pemkab Bersama Polres Kepulauan Mentawai Gelar Apel Kesiapan Tanggap Darurat

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.COM, MENTAWAI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Mentawai bersama Polres Mentawai menggelar Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana tahun 2025 yang diikuti oleh jajaran TNI, Polri, BPBD, Basarnas, Damkar, PMI, Satpol PP, serta perangkat daerah terkait diHalaman kantor Bupati Mentawai Km 5 Tuapejat, Rabu (5/11/25).

Bupati Mentawai Rinto Wardana yang memimpin apel tersebut menyampaikan bahwa kegiatan apel tanggap darurat dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia sebagai upaya antisipasi menghadapi potensi bencana.

Read More

Ia menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk memastikan seluruh sumber daya dan sarana prasarana senantiasa siap digunakan kapanpun dibutuhkan dan dimana pun.

“Hari ini kita melaksanakan apel antisipasi bencana yang diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia, termasuk di wilayahkepulauan Mentawai . Kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dan sinergi yang terjalin selama ini berjalan dengan baik”, ujar Rinto Wardana.

Melalui kegiatan ini, kita memastikan seluruh sumber daya, personel, serta sarana dan prasarana teknis siap digunakan apabila terjadi bencana di wilayah kita, ucap Bupati setelah kegiatan Apel selesai.

Diketahui, sampai dengan tanggal 19 Oktober 2025 telah terjadi 2006 bencana alam diantaranya 1.289 banjir 544 cuaca ekstrem 511 terkuat 189 tanah longsor 22 gempa bumi 4 erupsi gunung berapi serta beberapa bencana alam lainnya.

Berbagai bencana tersebut telah mengakibatkan 361 orang meninggal dunia 37 orang hilang 615 orang luka-luka 5,2 juta orang mengungsi 31.496 rumah rusak serta 887 fasilitas umum dan perkantoran rusak. Dampak bencana alam tersebut tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi tetapi juga meninggalkan trauma psikologis serta mengganggu keberlangsungan kehidupan sosial masyarakat.

Untuk itu dibutuhkan langkah strategis yang komprehensif responsif dan berkesinambungan dalam rangka mencegah serta menanggulangi berbagai potensi bencana tersebut terlebih lagi berdasarkan data BMKG saat ini 43,8% wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan di mana puncaknya diperkirakan akan terjadi secara bertahap dari bulan November 2025 hingga Januari 2026.

Meningkatnya curah hujan tersebut berpotensi mengakibatkan bencana hidrometerologi seperti banjir tanah longsor angin puting beliung hingga gelombang tinggi khususnya pada beberapa wilayah Aceh Sumatera bagian selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung pulau Jawa Bali Nusa tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku dan juga Papua.

Selain itu BMKG juga mendeteksi bahwa bulan November 2025 akan mulai terjadi fenomena la Nina yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2026 meskipun diprediksi dalam kategori lemah, namun tetap harus waspadai karena juga akan berpengaruh terhadap meningkatnya kerawanan bencana terutama di wilayah Selatan Indonesia seperti pulau Jawa Bali Nusa tenggara sebagian Kalimantan Sulawesi bagian Selatan dan sebagian Papua yang berpotensi mengalami peningkatan intensitas hujan di atas normal.

Dalam menghadapi tantangan tersebut kecepatan dan kecepatan respon menjadi salah satu faktor utama keberhasilan penanganan bencana.

Oleh karena itu diperlukan persiapan yang optimal dari seluruh elemen baik dari TNI polri pemerintah pusat hingga daerah, BNPB Basarnas, PMI , BMKG serta seluruh rakyat Indonesia.

Dalam menghadapi situasi yang terjadi, Bupati Mentawai Rinto Wardana memberikan beberapa penekanan untuk dilaksanakan. Yang pertama melakukan deteksi dini diwilayah rawan bencana secara berkelanjutan melalui kolaborasi dengan BMKG serta berbagai pihak terkait lainnya di wilayah masing-masing.

Kedua memberikan informasi dan himbauan terkait dengan potensi ancaman bencana. Yang ketiga memastikan kesiapan personil sarana dan prasarana termasuk peralatan evakuasi kendaraan operasional serta ketersediaan bantuan logistik pendukung sehingga dapat segera digerakkan kapanpun dibutuhkan.

Keempat adanya simulasi kegiatan tanggap darurat bencana secara rutin sebagai sarana edukasi dan pelatihan. Dan kelima mengedepankan kecepatan dan kecepatan respon dalam tangkap darurat bencana mulai dari evakuasi penyaluran bantuan pemberian trauma healing hingga percepatan pemulihan dan rehabilitasi infrastruktur maupun kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang terdampak melalui kerjasama lintas sektoral.

Lalu yang keenam melaksanakan tugas kemanusiaan dengan penuh empati humanis dan profesional sehingga tidak hanya menghadirkan rasa aman tetapi juga kenyamanan bagi masyarakat.

Berikutnya yang ketujuh memastikan seluruh kegiatan penanggulangan bencana dilaksanakan sesuai prosedur baik sebelum saat maupun setelah terjadinya bencana dengan terus melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan guna meningkatkan resiliensi bencana.

Dan yang terakhir adalah meningkatkan koordinasi dengan seluruh stakeholder terkait, baik itu TNI BNPB Basarnas PMI BMKG pemerintah daerah relawan dan masyarakat serta berbagai pihak lainnya, guna memastikan pelaksanaan penanggulangan bencana berjalan terpadu dan tepat sasaran.

Mengakhiri sambutannya, Bupati turut mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh personil dan pihak yang turut berkontribusi aktif serta hadir dalam pelaksanaan atau persiapan dalam rangka tanggap darurat.

“Mari kita laksanakan tugas dengan penuh semangat, keikhlasan dan rasa tanggung jawab sehingga amanah ini dapat terlaksana dengan baik dan menjadi ladang ibadah bagi kita semua”, Pungkas Bupati. ( Tirman)

Related posts