MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar kembali menggelar sosialisasi warisan tambang batubara ombilin Sawahlunto (WTBOS) angkatan ke-8 bagi pelaku pariwisata di Hotel Rangkayo Basa, Padang, Senin, (24/10/2022).
Kegiatan diikuti para penggiat pariwisata, penggiat budaya, usaha tour travel, pemandu wisata dan komunitas fotografi, perwakilan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto, Dinas Kebudayaan dan Peninggalan Bersejarah Kota Sawahlunto dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
Hadir juga sebagai narasumber Koordinator Pokja Warisan Budaya Dunia, Kemendikbudristek RI Desse Yussubrasta, M.Hum, dan Dosen Universitas Binus Jakarta Teguh Amor Patria.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar melalui Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Doni Hendra di Sawahlunto mengatakan Sesuai Perda Provinsi Sumatera Barat no. 14 tahun 2019
tentang Perubahan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPKP) Sumbar terdapat Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP) Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto dan sekitarnya. Dan WTBOS merupakan salah satu Daya Tarik Wisata Budaya di Sumbar yang akan menjadi tujuan kunjungan wisatawan.
Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto (OCMHS) atau yang disebut dengan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO Bidang Heritage pada bulan Juli 2019 dengan keputusan Komite Warisan Dunia No. 43 COM 8B.17.
Katanya, Kawasan WTBOS meliputi 7 (tujuh) kabupaten/kota yaitu: Kota Sawahlunto, Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Solok, Kab. Solok, Kab. Tanah Datar dan Kab. Padang Pariaman.
“WTBOS sudah menjadi warisan dunia yang diakui UNESCO sejak tahun 2019 sebagai destinasi wisata yang mengintegrasikan potensi pariwisata dengan potensi ekonomi dan potensi sosial budaya, maka diperlukan komitmen bersama semua unsur dimulai dari pemerintah, pelaku pariwisata, masyarakat, akademisi dan media,” ujarnya.
Potensi kepariwisataan dapat menjadi identitas kuat kawasan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) terkait dengan keberadaan bekas pertambangan batu bara beserta infrastruktur pendukungnya (kota tambang, fasilitas perkeretaapian untukpengangkutan hasil tambang dan gudang penyimpanan batu bara) dan keragaman budaya masyarakatnya.
Potensi bekas pertambangan batu bara beserta infrastruktur pendukungnya dan keragaman budaya masyarakatnya tersebut merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata khususnya di kawasan WTBOS saat ini.
Kawasan WTBOS sebagai Kawasan Heritage menjadi salah satu wisata edukasi yang dapat “dijual” pada wisatawan. Untuk itu perlu lebih lanjut disusun story telling tentang potensi wisata dan budaya sepanjang jalur Kawasan WTBOS . Sebagai warisan budaya dunia WTBOS dikembangkan dan dilestarikan melalui konsep pariwisata berkelanjutan. Untuk mewujudkan pengelolaan pariwisata berkelanjutan di Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) sebagai destinasi wisata yang mengintegrasikan potensi pariwisata
dengan potensi ekonomi dan potensi sosial budaya, maka diperlukan komitmen bersama semua unsur pentahelix, mulai dari Pemerintah, pelaku pariwisata, masyarakat, akademisi dan media.
Selanjutnya, Tanggal 6 Juli 2022 memasuki tahun ke 3 sejak ditetapkannya WTBOS sebagai warisan dunia oleh Unesco. Masih banyak tugas dan tanggungjawab yang harus dilakukan bersama mulai dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan 7 kab/Kota, dalam pengelolaan WTBOS dan belum familiarnya WTBOS bagi para sebagian besar unsur pentahelix termasuk aparatur dan masyarakat.
Tambahnya, Untuk itulah tahun 2021 lalu Dispar Sumbar telah menyusun Dokumen Strategi Pariwisata Berkelanjutan WTBOS. Dan tahun 2022 ini secara bertahap Dispar melakukan Sosialisasi WTBOS kepada unsur aparatur pemerintah, pelaku pariwisata dan komunitas/penggiat pariwisata dan budaya pada 7 kabupaten/kota yang masuk dalam Kawasan WTBOS. Dan pada angkatan VIII, angkatan terakhir Sosialisasi WTBOS dengan perserta asosiasi, organisasi dan Pokdarwis 7 kabupaten/kota. “Saya harapkan WTBOS jadi daya tarik utama pariwisata di Sumbar,” tegasnya.
“WTBOS sudah menjadi warisan dunia diakui UNESCO sejak tahun 2019 sebagai destinasi wisata yang mengintegrasikan potensi pariwisata dengan potensi ekonomi dan potensi sosial budaya. Maka diperlukan komitmen bersama semua unsur penta helix, dimulai dari pemerintah, pelaku pariwisata, masyarakat, akademisi dan media” ujarnya.
Situs Warisan Budaya Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto di Sumatera Barat dalam Sidang Komite Warisan Dunia ke-32 yang berlangsung di Baku, Azerbaijan, pada 30 Juni – 10 Juli 2019, berhasil ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.
Dalam paparannya, Dosen Universitas Binus Jakarta, Teguh Amor Patria mengatakan Tahun 2022 ini, Tim menyusun pola perjalanan (travel pattern) destinasi wisata WTBOS yang akan menjadi panduan dalam penyusunan paket-paket wisata yang akan dijual pada wisatawan.
Dirinya mengharapkan dalam pola perjalanan tersebut wisatawan dapat mengeksplore berbagai produk dan daya tarik wisata dan budaya sepanjang kawasan WTBOS. Dan WTBOS akan dapat menjadi pemacu pengembangan pariwisata Sumbar pasca pandemic ini.
“Tentunya diharapkan para peserta dapat mengikuti sosialisasi ini dengan baik dan mendapatkan pengetahuan serta penambahan wawasan akan WTBOS sebagai warisan budaya dunia dan salah satu destinasi wisata andalan Sumatera Barat,” tuturnya
Tambang batubara Ombilin menurut sejarahnya ditemukan oleh The Grave seorang peneliti yang ditugaskan pemerintah Hindia Belanda untuk menemukan Desposit Batubara.
Teguh juga menambahkan ada 6 subtema berdasarkan lini masa dan dua tema khusus dalam penyusunan paket wisata WTBOS.
“Tambang Batubara Ombilin menjadi bukti revolusi Industri di Sumbar,” tegasnya.