PAINAN – Kekerasan dan perundungan di sekolah harus menjadi perhatian serius. Untuk itu siswa perlu diedukasi agar persoalan ini tidak terjadi di sekolah-sekolah.
Hal ini ditekankan dalam penyuluhan tentang kekerasan terhadap anak yang diadakan Sabtu (26/10) utuk siswa kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Lunang.
Kegiatan menghadirkan Kepala Puskesmas Tanjung Beringin Lunang, Yanti Novita, sebagai narasumber. Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak-anak mengenai tanda-tanda kekerasan dan cara menghadapinya.
Dihubungi Kamis (30/10), Kepala Puskesmas Tanjung Beringin Lunang, Yanti Novita, menjelaskan bahwa penyuluhan kekerasan terhadap anak perlu dilakukan agar anak-anak mengetahui gejala-gejala kekerasan yang bisa terjadi dan menimpa mereka.
“Agar risiko kekerasan terhadap anak bisa diminimalisir bahkan dihilangkan, selain peran orang tua dan lingkungan tempat tinggal, pengetahuan anak tentang kekerasan terhadap anak juga perlu disampaikan,” katanya, didampingi Pengelola Promkes, Pina Juniza.
Yanti Novita menyatakan bahwa ekosistem sekolah yang baik dan kondusif dapat mendorong peserta didik mengembangkan potensi terbaiknya.
“Oleh karena itu, sekolah diharapkan menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk peserta didik menimba ilmu. Namun, kenyataannya masih ada saja permasalahan perundungan di sekolah, baik dalam bentuk kekerasan fisik maupun psikis. Bahkan ada kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan sekolah,” ungkapnya.
Dia menyampaikan bahwa salah satu bentuk kekerasan yang kerap terjadi adalah perundungan di jenjang sekolaha dasar.
“Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan, kasus perundungan terhadap anak paling banyak dialami oleh siswa SD. Salah satu bentuk kekerasan yang dilakukan adalah aksi bully di sekolah,” jelasnya.