MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Gelombang solidaritas tak henti mengalir untuk saudara-saudara di Sumatera Barat yang terpuruk akibat ganasnya banjir. Di tengah suasana prihatin, sebuah aksi nyata kembali mewarnai upaya pemulihan yang dipimpin langsung oleh seorang tokoh ulama nasional. Buya Dr. H. Gusrizal Gazahar, Lc., M.Ag., Datuak Panglimo Basa, yang kini juga mengemban amanah sebagai Ketua Bidang Fatwa dan Metodologi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat untuk periode 2025-2030, secara khidmat menyerahkan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana.
Penyerahan simbolis itu diterima langsung oleh Dr. Bakhtiar, M.Ag, selaku Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat, di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Kota Padang, Senin lalu. Momen ini bukan sekadar serah terima barang, melainkan perwujudan konkret dari kepemimpinan ulama yang mengedepankan tindakan nyata di tengah musibah.
Sejak hari-hari sebelumnya, banjir telah mengubah pemukiman menjadi lautan, memutus jalur transportasi, dan memaksa ribuan warga mengungsi. Menyaksikan penderitaan itu, berbagai pihak tergerak untuk bergerak cepat, termasuk para pemuka agama seperti Buya Gusrizal yang selalu menitikberatkan pada nilai-nilai tolong-menolong.
Kolaborasi Apik di Lapangan: LPB MUI & MDMC Muhammadiyah Sumbar
Di balik penyerahan bantuan ini,terpantau sebuah sinergi yang patut diapresiasi dan mendapat dukungan penuh dari level kepengurusan pusat. Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) MUI Sumatera Barat dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PWM Sumbar telah menjalin koordinasi yang apik di lapangan. Kedua lembaga yang menjadi ujung tombak kemanusiaan dari organisasi Islam terbesar ini bekerja sama dalam asesmen kebutuhan, pendistribusian logistik, dan pendampingan warga di pos-pos pengungsian. Kolaborasi ini memastikan bantuan tidak tumpang tindih dan dapat menjangkau wilayah terdampak secara lebih luas dan efisien.
Sebagai Ketua Bidang Fatwa MUI Pusat, Buya Gusrizal secara khusus menyoroti dan mendorong kerja sama ini. “Di saat bencana, fatwa terbaik adalah aksi nyata yang meringankan penderitaan. Sinergi antara LPB MUI dan MDMC Muhammadiyah di Sumbar ini adalah implementasi nyata dari pesan-pesan agama dan teladan persatuan umat. Tugas kita di MUI tidak hanya memberi tuntunan hukum, tetapi juga memastikan kepedulian itu terorganisir dan menyentuh yang membutuhkan,” tegasnya dalam sambutan.
Dalam sambutannya yang penuh ketulusan, Buya Gusrizal lebih lanjut menegaskan bahwa musibah ini adalah ujian yang harus dihadapi dengan bersama-sama. Bantuan yang diberikan, katanya, bukan hanya sekadar paket sembako atau materi. Lebih dari itu, ia adalah simbol kehadiran, penguat semangat, dan penyemangat untuk bangkit dari cobaan. Ia juga mengapresiasi semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh berbagai elemen, termasuk kolaborasi antarlembaga.
“Saat saudara-saudara kita tengah berjuang di tengah kesulitan, kewajiban kitalah untuk mengulurkan tangan. Semoga bantuan yang tak seberapa ini bisa sedikit meringankan beban dan menjadi pemulih luka,” pesan Buya Gusrizal yang sarat makna.
Di sisi lain, Buya Bakhtiar menyambut hangat inisiatif dan kepedulian tersebut. Ia mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam dan menjamin bahwa bantuan dari Buya Gusrizal akan menjadi amunisi penting bagi relawan Muhammadiyah dan Lazismu di lapangan. Semua bantuan akan didistribusikan secara tepat sasaran ke titik-titik terdampak paling parah. “Dukungan dan apresiasi dari pimpinan MUI Pusat seperti Buya Gusrizal semakin memantapkan langkah kolaborasi kami di lapangan dengan LPB MUI Sumbar. Ini adalah energi luar biasa,” tambahnya.
Hingga saat ini, PWM Sumbar melalui MDMC bersama mitra kolaborasinya terus mengerahkan segala sumber daya. Tim relawan bahu-membahu melakukan evakuasi, mendistribusikan logistik darurat, dan memantau perkembangan di berbagai lokasi bencana. Koordinasi intensif dengan pemerintah daerah, LPB MUI, dan lembaga terkait lainnya juga terus digencarkan untuk memastikan respon yang efektif dan terintegrasi.
Momentum penyerahan bantuan di GDM Padang ini pun telah menjadi simbol yang kuat. Ia merepresentasikan sinergi indah yang didorong oleh kepemimpinan ulama di level nasional, antara organisasi keagamaan, dan kolaborasi antarlembaga kemanusiaan dalam mengarungi badai bencana. Di tengah kesulitan, kolaborasi dan kepedulian yang dipelopori oleh tokoh seperti Buya Gusrizal Gazahar menjadi pondasi kokoh bagi masyarakat Sumatera Barat untuk perlahan-lahan bangkit, memulihkan diri, dan kembali berharap.






