Tanggapi Jawaban Gubernur Sumbar Ikuti Ritual Kendi Nusantara, Buya Dr. Gusrizal Gazahar Kembali Beri Respon Menohok

Ketum MUI Sumbar, Buya Dr. Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa (Foto: Dok. Istimewa)

MINANGKABAUNEWS.COM, PADANG — Merespon jawaban Gubernur Sumbar soal gubernur menghadiri ritual kendi Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Ketum MUI Sumatra Barat Buya Dr. Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa angkat bicara.

Ketum MUI Sumatra Barat Buya Dr. Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa mengungkapkan Jawaban tak melihat ada ritual dan menggunakan nama alumni timur tengah dan orang yang faham agama, tidaklah jaminan.

Read More

“Dari semula, sudah terseret sehingga tak terasa bahwa sudah terlibat. Tampaknya Pak Gubernur tak faham pengertian ritual.
Kalau ada yang mengaku itu tidak ritual, coba ditanyakan mengapa tanah pasaman?. Kenapa bukan tanah depan kantor gubernur saja?. Mengapa air bukik gadang? Kenapa bukan air bak kamar mandi gubernuran saja?. Katanya yang penting tanah dan air dari setiap provinsi”.

Lanjut Buya, Bahkan menurut informasi yang beredar akibat ritual kendi IKN Gubernur Sulawesi Tengah Rudy Mastura dikabarkan pingsan usai mengikuti proses ritual penyatuan tanah dan air di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara

“Tidaklah bisa diterima dengan dalih apapun kalau penyatuan Indonesia dengan membawa tanah dan Air dari Sumbar, agaknya aneh tiba-tiba gubernur bicara tentang kebhinekaan dan bukankah jauh-jauh hari nenek moyang kita telah meletakan ABS-SBK sebagai falsafah hidup orang Minangkabau. Saya perlu mengingatkan gubernur agar terus menjaga nilai-nilai dan jati diri orang Minangkabau di mata dunia,” kata Buya Gusrizal.

Lanjut Buya, Kalau ada yang menonton video ritual itu, mudah sekali memahami bahwa ada keyakinan yang tertumpang di dalamnya. Nama ritual, sudah sejak semula dipilih sebagai nama. Para gubernur telah diperlihatkan dan diberitakan kegiatan mereka dalam prosesi pengambilan tanah dan air serta pilihannya.

“Jadi, jangan mencari helah lagi !
Sedikit banyaknya, tertumpang keyakinan dan harapan yang terkait dengan persoalan ghaib yang hanya hak Allah swt saja. Tidak ada satu alasan pun untuk membenarkan bahwa begitulah cara meminta dan berharap kepada Allah swt.
Dalam keyakinan selain Islam, akan bertemu hal yang demikian tapi dalam Islam, tidak ada”.

“Saya sampaikan ini kepada umat agar jangan menjadi tauladan. Jagalah aqidah tauhid.
Saya menyadari akan dibenci oleh para pendukung politik dan bagi saya, terserah mereka karena saya bukan pemain politik.
Saya hanya takut pertanggungjawaban di hadapan Allah swt kelak, Wallâhu a’lam,” tegas Buya.

Related posts