Oleh: Aria Yoga Putra
Merantau dalam Minangkabau di artikan pergi meninggalkan kampung halamannya ke negara atau wilayah lain selain Minangkabau. Selain itu, dalam buku yang berjudul Kamus Sejarah Minangkabau oleh Gusti Asnan, merantau bermakna perubahan pemikiran yang ber transformasi dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Tujuan dari merantau di dasari oleh mencari harta dengan berdagang, mencari pekerjaan atau jabatan, dan mencari ilmu serta relasi. Untuk memahami lebih lanjut mengenai Keutamaan Merantau dalam Minangkabau, silahkan di simak sampai akhir ya!.
Berikut pepatah Minangkabau yang mengisyaratkan betapa pentingnya merantau:
Karatau madang di ulu
Babuah babungo balun
Marantau Bujang dahulu
Di rumah paguno balun
Pepatah tersebut bermakna mengenai utamanya masyarakat Minangkabau khususnya laki-laki untuk merantau agar laki-laki tersebut dapat menambah pengalaman dan menuntut ilmu di perantauan, karena laki-laki dalam Minangkabau di anggap sebagai niniak mamak atau pemimpin dimana pemimpin haruslah memiliki sikap yang bijaksana, kaya akan ilmu pengetahuan dan pengalaman, serta berpikir sebelum mengambil keputusan. Laki-laki di Minangkabau yang merantau di anggap lebih dewasa dan pemberani sedangkan sebaliknya laki-laki yang tidak merantau di anggap penakut dan tidak mandiri.
Dalam merantau, laki-laki di Minangkabau harus bisa beradaptasi tanpa menggantikan identitasnya. Hal tersebut sesuai dengan pepatah Minangkabau Dima Bumi Di pijak Disitu langik di Junjuang yang artinya jika seseorang tersebut berada di wilayah lain yang bukan daerah asalnya, maka seseorang tersebut harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang mereka tempati dengan menghormati dan menghargai orang lain tanpa menghilangkan identitasnya sebagai orang Minangkabau karena identitas merupakan suatu hal yang esensial yang tidak boleh berubah karena lingkungan luar.
Berikut keutamaan merantau dalam Minangkabau:
1. Meningkatkan Kapabilitas dan Kapasitas Seseorang Dalam Merantau di Minangkabau
2. Seseorang yang merantau pasti mendapatkan skill terutama soft skills dalam berinteraksi dengan orang lain. Skill itulah yang bisa meningkatkan kemampuan seseorang yang belum tentu di dapatkan oleh orang yang tidak merantau. Kapabilitas atau soft skills tersebut akan membantu seseorang tersebut untuk beradaptasi dan bersosialisasi dalam kehidupan masyarakat
3. Terbiasa Mandiri dan Menghadapi Tantangan yang Berat
Seseorang yang merantau cendrung lebih mandiri dan dapat meng-handle segala sesuatu yang ia lakukan dan permasalahan yang sedang ia hadapi, sehingga jika seseorang tersebut menghadapi tantangan yang lebih berat dari sebelumnya maka ia akan lebih terbiasa dalam menghadapi masalah tersebut
Tradisi Merantau Masyarakat Minangkabau
- Merantau dengan kemauan sendiri merupakan merantau yang tidak dipaksakan oleh tuntutan dari orang tua, ataupun dari mamak, tetapi sudah ada dorongan dari dalam diri anak laki-laki di Minangkabau. Sejalan dengan itu, fungsi keluarga (seperti mamak) dan lingkungan (seperti surau dan perguruan silat) sangatlah penting untuk menanamkan kepada anak laki-laki sejak usia dini bahwa merantau wajib dilakukan dan merupakan sebuah perjalanan spritual. Seiring dengan waktu itu ciri “kemauan sendiri” dari merantau harus ditekankan di sini karena nantinya terjadi tumpang tindih tentang tradisi merantau dengan jenis migrasi “non- voluntair” yang dapat diasosikan dengan transmigrasi orang Jawa ke luar Jawa sebagai bahan perbandingan.
- Merantau dalam jangka waktu lama atau tidak Merantau sangat berbeda dengan kunjungan biasa, disebabkan merantau sendiri dilakukan dengan ada tujuan dan sebagai perjalanan spritual. Masalah waktu merantau itu kembali lagi kepada personal perantau itu sendiri. Tetapi para perantau orang Minangkabau masih dikenal dengan pepatah ”Satinggi-tinggi nyo tabang bangau pulangnyo kakubangan juo”, maksudnya sejauh-jauhnya orang Minangkabau pergi merantau pada akhirnya akan kembali juga ke kampung halamannya.
- Merantau dengan tujuan mencari penghidupan, menuntut ilmu, atau mencari pengalaman, merantau merupakan suatu inisiasi menuju kedewasaan dan sebagai kewajiban sosial yang dipikulkan ke bahu laki-laki untuk meninggalkan kampung halamannya mencari harta kekayaan, melanjutkan ilmu dan mencari pengalaman sebanyak_banyaknya. Jika keluarga di kampung hidup miskin, maka merantau salah satu peluang untuk mengubah nasib. Sejalan dengan itu, ilmu yang diterima ketika merantau adalah waktu di mana saatnya untuk mengaplikasikannya serta menangkap pengalaman baru yang digunakan sebagai bahan adaptasi di tempat perantauan. Orang menganggap kota bisa merubah nasib dan pola hidup yang lebih baik. Kota menyediakan berbagai macam pekerjaan dan tempat untuk menuntut ilmu sampai ke jenjang perguruan tinggi. Sedangkan di kampung tempat untuk menuntut ilmu terbatas. Oleh karena itu, orang berbondong-bondong ke kota untuk menuntut ilmu. Pada zaman sekarang harus mempunyai ilmu yang banyak kalau ingin di hargai orang dan untuk mendapatkan pekerjaan.
- Merantau dengan maksud kembali pulang Merantau besifat sementara dan berorientasi kembali ke kampung asal. Merantau dalam presfektif Minangkabau juga mengharuskan seseorang yang merantau kembali ke kampung halamannya. Biasanya hal ini dilakukan ketika seorang perantau sudah menemukan kesuksesan dalam perantauannya. Tujuan dari kembali seorang perantau ke kampung halaman adalah untuk membangun kampung halamannya menjadi lebih baik.
Penyebab tradisi merantau masyarakat Minangkabau
Faktor ekonomi
Faktor ekonomi selalu dapat dianggap sebagai faktor yang built-in dalam perantauan orang Minangkabau, karena perantau selalu terjalin ke dalam pelembagaan merantau itu sendiri. Salah satu alasan primordial untuk pergi merantau adalah perjuangan ekonomi. Secara tradisional, sekalipun sawah cukup untuk kelangsungan hidup keluarga, orang muda selalu didorong untuk pergi merantau mencari rezeki sehingga ia nanti sanggup berdiri sendiri dan untuk menghidupi keluarganya.
Faktor pendidikan
Faktor pendidikan merupakan salah satu faktor pendorong yang penting pergi merantau, terutama semenjak perkembangannya sekolah-sekolah sejak bagian pertama abad ini. Berbeda dari faktor ekonomi yang biasanya mengenai keseluruhan penduduk, merantau dengan tujuan mencari pendidikan selalu akan terbatas pada golongan penduduk tertentu.
Daya tarik kota
Sejalan dengan ide kemajuan melalui pendidikan dan modernisasi. Dalam prakteknya segala rupa ide untuk kemajuan dilaksanakan. Di kota tersedia kesempatan-kesempatan kerja yang banyak. Oleh sebab itu, daya tarik kota dirasakan oleh golongan terpelajar, karena sedikit sekali yang mereka dapat pekerjaan kalau mereka tetap tinggal di kampung atau bahkan di kota-kota kabupaten. Dengan demikian, satu-satunya pilihan bagi mereka adalah pindah ke kota, dan ke kota besar. (*)
/* Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Minangkabau, Universitas Andalas.