MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Tepat pukul 10.00 WIB, sirene peringatan tsunami meraung-raung membelah riuh rendah hujan yang membasahi Kota Padang, Rabu (5/11). Getar gempa hipotetis berkekuatan di atas 8 Skala Richter baru saja mengguncang. Dalam hitungan menit, ratusan personel gabungan dan warga di pesisir berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa.
Simulasi besar-besaran yang melibatkan BPBD, BMKG, Tagana, Orari, dan ratusan warga ini menguji kesiapan kota yang bersiap menghadapi ancaman megathrust.
Lari untuk Selamatkan Nyawa
Di Rumah Dinas Wali Kota, Fadly Amran, suasana berubah drastis. Begitu sirene meraung, Wali Kota yang sedang berada di dalam rumah langsung bergerak cepat. Dengan wajah waspada, ia mengambil handy talkie (HT) untuk berkomunikasi dengan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD.
“Pusdalops, ini Wako. Konfirmasi, ada gempa dan peringatan tsunami. Saya sedang evakuasi dari rumah dinas,” ujar Fadly, seperti dikutip dari komunikasi HT yang didengar oleh media.
Tanpa berlama-lama, dengan jas hujan melindungi dari rintik yang tak henti, Fadly Amran memilih berjalan kaki. Dari Rumah Dinas, ia melangkah cepat menuju titik kumpul aman di Hotel Santika yang telah ditentukan. Prosesi evakuasi pimpinan kota ini menjadi perhatian utama, menunjukkan bahwa dalam bencana, semua orang harus menyelamatkan diri.
Sesampainya di Hotel Santika, Wali Kota tidak berhenti. Ia langsung memimpin zoom meeting dengan sejumlah lurah untuk memastikan koordinasi dan kesiapan di level terbawah tetap berjalan, sekalipun dalam situasi darurat simulasi.
Wakil Wali Kota Tenangkan Pelajar
Sementara itu, di lokasi lain, Wakil Wali Kota Hendri Septa justru berada di tengah kepanikan yang terlatih. Saat sirene berbunyi, ia sedang berada di SMP Negeri 25 Padang.
Dia tampak menenangkan puluhan siswa yang sedang berlatih melakukan evakuasi. Dengan suara yang mantap namun menenangkan, Hendri membimbing para siswa untuk tidak panic dan berjalan dengan tertib menuju shelter atau tempat evakuasi vertikal yang berada di dalam sekolah.
“Anak-anak, tetap tenang, ikuti arahan guru. Kita menuju shelter dengan aman,” seru Hendri, sambil memastikan semua siswa bergerak menuju titik aman.
Pusdalops: Saraf Komando di Tengah Chaos
Di lantai dua Balaikota Air Pacah, Pusdalops BPBD menjadi saraf utama dari seluruh simulasi. Suasana di dalam ruangan tegang namun terukur. Layar-layar monitor menampilkan berbagai titik evakuasi, sementara suara komunikasi radio dari berbagai lokasi saling bersahutan.
Saat handy talkie yang tersambung dengan Wali Kota Fadly Amran berbunyi, semua perhatian tertuju ke sana. Petugas di Pusdalops mendengarkan dengan saksama laporan posisi dan langkah evakuasi sang pimpinan kota.
“Komunikasi dengan Wali Kota lancar. Beliau sedang dalam perjalanan ke titik aman. Situasi di lapangan terkendali,” lapor seorang operator di Pusdalops kepada pimpinannya.
Kesiapan Pusdalops dalam menghadapi simulasi ini terlihat matang. Mereka tidak hanya mengoordinasikan pergerakan personel tetapi juga memantau pergerakan warga di sepanjang pesisir yang melakukan evakuasi serentak.
Drill yang digelar ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Padang untuk mengasah naluri dan prosedur tetap seluruh komponen masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Kota ini belajar dari sejarah dan mempersiapkan diri untuk yang terburuk, dengan harapan dapat meminimalisir korban jiwa.






