MINANGKABAUNEWS, SOLOK – Turunkan stunting, Wakil Wali Kota Solok H. Suryadi Nurdal pimpin rapat Rapat Koordinasi bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025, di Ruang Rapat Akmal Room Bappeda, Kamis (24/04/2025) .
Wawako H. Suryadi Nurdal menekankan pentingnya koordinasi dalam percepatan penurunan stunting. Stunting identik dengan kekurangan asupan bergizi yang berpengaruh pada lambatnya pertumbuhan tubuh manusia, sehingga berakibat tubuh pendek.
“Ini tugas kita sebagai pemerintah daerah, kita akan selalu berupaya keras untuk menurunkan angka stunting di Kota Solok. Untuk itu, kita yang tergabung dalam tim TPPS ini harus selalu berkoordinasi untuk memperoleh hasil yang maksimal kedepannya,” Ujar Wawako.
Ketua TP-PKK Kota Solok Wakil Ketua III Tim TPPS Ny. Dona Ramadhani Kirana Putra menyebutkan bahwa PKK berperan sebagai agen perubahan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang stunting, meningkatkan pola hidup sehat, dan menangani kasus stunting melalui pemberdayaan masyarakat.
“Kita akan selalu berupaya mengatasi stunting melalui berbagai langkah strategis, seperti penyuluhan gizi, distribusi suplemen, dan upaya-upaya lain agar masyarakat kita sadar akan pentingnya mencegah stunting ini,” Tutup Ny. Dona Dhani.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Stunting terjadi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Stunting diukur berdasarkan tinggi badan anak dibandingkan dengan usianya. Anak yang tingginya berada di bawah batas ambang untuk usianya dianggap mengalami stunting.
Ciri-ciri anak stunting antara lain bertubuh pendek dibandingkan anak seusianya, berat badan kurang, dan pertumbuhan gigi serta tulang terlambat. Selain itu, anak stunting juga bisa menunjukkan tanda-tanda lain seperti sulit fokus, mudah lelah, dan mudah sakit. ***