UM Sumatera Barat Gelar Hari Bermuhammadiyah: Menggali Spirit Syukur dan Muhasabah

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat menyelenggarakan Hari Bermuhammadiyah pada Jumat (10/1) di Convention Hall Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’i Ma’arif, M.A, Kampus I Padang. Acara ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Dr. Syaflin Halim, M.A, Kaprodi Hukum Keluarga Dr. Desi Asmaret, M.Ag, Kaprodi S2 Pendidikan Agama Islam Dr. Rahmi, M.A, serta civitas akademika dan sejumlah pemangku kepentingan lainnya.

Dengan tema “Spirit Syukur dan Muhasabah”, kegiatan ini menghadirkan narasumber utama Prof. Dr. YarMis Syukur, M.Pd, Kons., Dosen Departemen Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP), sekaligus Kepala Pusat Layanan BK UNP.

Read More

Dalam pemaparannya, Prof. Dr. YarMis Syukur mengutip sebuah hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa ada dua kenikmatan yang sering diabaikan manusia, yaitu kesehatan dan waktu luang. Ia menegaskan bahwa rasa syukur bukanlah hasil dari kebahagiaan, melainkan kebahagiaan yang muncul dari rasa syukur.

“Muhasabah sangat penting dilakukan saat memiliki waktu luang. Ini adalah proses refleksi diri untuk menilai tindakan yang telah dilakukan, baik di masa lalu maupun saat ini. Dengan muhasabah, seseorang dapat menumbuhkan rasa syukur yang membawa dampak positif bagi kehidupan spiritual, psikologis, dan kesehatan,” jelasnya.

Prof. YarMis menjelaskan bahwa dalam semangat syukur, muhasabah memiliki dua dimensi utama, yakni self-evaluation dan self-assessment.

1. Self-evaluation: Proses refleksi kritis untuk menilai kemampuan, keterampilan, prestasi, dan hal-hal yang perlu diperbaiki.

2. Self-assessment: Penilaian kualitas atau tingkat keterampilan, pengetahuan, atau karakteristik pribadi melalui alat atau metode yang objektif.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya mengimplementasikan spirit syukur melalui berbagai cara, seperti menghargai hal-hal yang telah dimiliki, merayakan keberhasilan, memberikan umpan balik positif, menghindari perbandingan negatif, berbagi dengan sesama, dan melatih kesadaran.

“Menghargai di sini berarti bersyukur atas apa yang telah dimiliki, termasuk hubungan, pencapaian, dan kebahagiaan kecil. Semua itu adalah bagian dari proses menemukan kebahagiaan sejati,” tutupnya.

Related posts