​​​Usai Hina Profesi Wartawan, Anggota DPRD Bukittinggi Ibra Yasser Minta Maaf 

MINANGKABAUNEWS.com, ​​​​​​​BUKITTINGGI – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bukittinggi, Ibra Yasser, S.AP, menyampaikan permintaan maaf pasca melontarkan ucapan yang merendahkan profesi wartawan di hadapan massa saat mendampingi bakal calon wali kota ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bukittinggi.

“Saat pendaftaran calon kandidat ke KPU, karena sudah biasa bercanda dengan rekan-rekan wartawan, Namun, bukan saatnya bercanda waktu itu, kemudian ada ucapan saya yang menyinggung teman-teman media, saya minta maaf,” ucap Ibra Yasser, usai jamuan makan bersama di RM Sederhana, Bukittinggi, Minggu (1/9/2024).

Read More

Anggota DPRD Kota Bukittinggi Ibra Yasser, S.AP saat menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf kepada awak media.

Sebelumnya, ia menghina profesi wartawan dengan kalimat “wartawan tamakan abuak” (wartawan termakan rambut-red) saat menghadiri konferensi pers pendaftaran pasangan calon wali kota dan wakil wali kota di KPU Bukittinggi pada Kamis (29/8) lalu.

Ucapan di hadapan ribuan orang tersebut segera memicu ketidaksenangan di kalangan jurnalis. Mereka merasa dihina dan direndahkan oleh pernyataan yang tidak hanya dianggap meremehkan profesi mereka, tetapi juga memicu provokasi banyak orang saat kejadian itu.

Ketidakpuasan ini semakin menguat ketika sejumlah jurnalis merasa bahwa pernyataan tersebut tidak hanya melanggar etika, tetapi juga menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap peran penting media dalam demokrasi.

Ibra Yasser bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bukittinggi menyampaikan permintaan maaf secara terbuka pada wartawan. Ia mengakui bahwa ucapannya tidak tepat dan menyatakan penyesalan atas kejadian tersebut.

Ia menegaskan bahwa pernyataan tersebut bukanlah bentuk penghinaan yang disengaja, melainkan akibat kebiasaan bercanda yang dilakukannya.

Dalam pernyataannya, Ibra Yasser juga menekankan bahwa ia tidak memiliki niat untuk menyinggung para wartawan.

Ia bahkan mengakui bahwa perkembangan karirnya di Kota Bukittinggi tidak lepas dari dukungan media dan jurnalis yang selama ini turut berperan besar dalam membesarkan namanya.

“Itu bukan maksud saya untuk menyinggung teman-teman semua. Sebab besarnya saya di Kota Bukittinggi juga berkat bantuan rekan-rekan wartawan dan media,” katanya.

Ibra Yasser juga berjanji untuk lebih berhati-hati dalam setiap ucapannya di masa mendatang, terutama dalam situasi yang membutuhkan keseriusan.

Ia berjanji untuk tidak lagi bercanda pada momentum penting yang membutuhkan keseriusan dan profesionalisme.

“Saya berjanji, saat waktu yang serius seperti itu saya tidak akan pernah bercanda lagi,” tuturnya, memberikan jaminan bahwa kejadian serupa tidak akan terulang di kemudian hari.

Permintaan maaf ini diharapkan dapat meredakan ketegangan yang sempat muncul antara Ibra Yasser dan para jurnalis di Bukittinggi.

“Selain permintaan maaf, PKS juga memberikan sanksi teguran keras kepada Ibra Yasser sebagai peringatan terakhir,” kata Ketua DPRD sementara dari PKS, Syaiful Effendi di hadapan awak media.

Sementara itu, Ketua PWI Bukittinggi, Ikhwan Salim, S.IP, mengingatkan insiden ini juga menjadi pengingat bagi para pejabat publik untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi, khususnya dalam interaksi dengan media yang memiliki peran krusial dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

“Kami terima permintaan maaf itu dengan catatan jika terulang lagi maka tidak ada kompromi, siapa saja yang menghina Profesi Wartawan akan langsung dilakukan langkah hukum,” terang Ikhwan.

Sikap wartawan di Bukittinggi juga didukung oleh organisasi wartawan Sumatra Barat, Pewarta Foto Indonesia (PFI), Aliansi Jurnalis Independe (AJI) dan organisasi profesi terkait lainnya. (*)

 

Related posts