MINANGKABAUNEWS.com, PADANG – Di usia yang ke-80 tahun pada 2025, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) memposisikan diri dalam dua narasi: refleksi atas capaian dan pijakan untuk lompatan ke depan. Optimisme itu diwakili oleh Wakil Gubernur Vasko Ruseimy, yang dalam pernyataannya menegaskan, “Sumbar pantas dibanggakan, bukan diremehkan.”
Pesan itu, menurutnya, adalah ajakan kolektif untuk menjaga marwah daerah. Namun, di balik gempita statistik yang positif, sejumlah tantangan masih menganga, termasuk penurunan wisatawan domestik dan pemerataan kesejahteraan. Kritik juga mengemuka dari kalangan pemuda.
“Pemprov perlu memperhatikan pembangunan pemukiman layak bersubsidi bagi masyarakat miskin. Ini kebutuhan mendesak yang langsung menyentuh hajat hidup orang banyak,” ujar Ade Herdiwansyah, Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sumbar, menambahkan pesan untuk Gubernur Mahyeldi dan Wakil Gubernur Vasko.
Ia juga mengingatkan agar nilai Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) tidak berhenti pada slogan. “ABS-SBK harus menjadi manifestasi menyeluruh yang tertuang nyata dalam program pembangunan. Jangan sampai hanya jadi penghias spanduk dan pidato,” tegas Ade.
Pointer resmi HUT ke-80 Sumbar, yang diperoleh media, menunjukkan fondasi ekonomi daerah yang cukup tangguh. Pada Triwulan I 2025, pertumbuhan ekonomi Sumbar tercatat 4,66%, sebuah angka yang positif di tengah tekanan global.
Data statistik 2025 dari infografis resmi membeberkan kemajuan di beberapa sektor. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku naik dari Rp 83,29 triliun (2024) menjadi Rp 88,26 triliun (2025).
Yang patut disorot adalah penurunan angka kemiskinan dari 5,97% menjadi 5,35% (turun 10,39%) dan rasio gini yang sedikit membaik dari 0,283 menjadi 0,282. Tingkat pengangguran terbuka juga turun dari 5,79% menjadi 5,69%.
Nilai Tukar Petani (NTP) sebagai indikator kesejahteraan petani melonjak 6,91% dari 124,1 menjadi 132,67. Sektor pariwisata dan perdagangan internasional juga bersinar. Kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara masing-masing naik 29,28% dan 25,1% pada periode Januari-Juli 2025.
Ekspor Sumbar bahkan melesat 36,96%, dengan komoditas andalan dari sektor pertanian, pertambangan, dan industri pengolahan. India, Bangladesh, dan Pakistan adalah tujuan utama ekspor.
Tantangan di Balik Pesta Statistik
Namun, lanskap pembangunan Sumbar bukan tanpa bayangan. Pointer tersebut secara jujur mengakui sejumlah tantangan. Pertama, penurunan wisatawan domestik yang melakukan perjalanan via udara sebesar 13,75%. Ini menjadi alarm untuk menata ulang strategi promosi dan konektivitas.
Tantangan lain adalah pemerataan kesejahteraan. Meski angka kemiskinan turun, upaya agar pertumbuhan tidak timpang harus terus digenjot. Penguatan sektor unggulan seperti pertanian, pariwisata, industri kreatif, dan ekspor masih menjadi pekerjaan rumah, begitu pula dengan transformasi digital birokrasi.
Vasko menekankan pentingnya kolaborasi multi-level, melibatkan provinsi, kabupaten/kota, nagari, swasta, dan masyarakat.
Di usia 80 tahun, Sumbar berdiri di persimpangan antara kebanggaan akan prestasi dan kesadaran akan tugas yang belum tuntas. Seruan Vasko untuk membanggakan Sumbar dan kritik dari pemuda seperti Ade Herdiwansyah adalah dua sisi dari koin yang sama: sebuah provinsi yang sedang berjuang mewujudkan masa depannya, di mana pembangunan ekonomi berjalan beriringan dengan keadilan sosial dan ketahanan nilai-nilai kultural.