MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Wakil Menteri Pendidikan Dasar Menengah Fajar Riza Ul Haq melontarkan peringatan keras kepada ribuan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Dalam Simposium Kebangsaan MASTA 2025 di Convention Hall Prof. Ahmad Syafi’i Ma’arif, Senin (22/9), dia menegaskan mahasiswa yang hanya mengejar Indeks Prestasi Kumulatif bakal tertinggal di era teknologi.
“Dari sekian banyak lulusan perguruan tinggi sekarang, mereka kalah karena pekerjaan sudah digantikan teknologi,” kata alumnus perguruan tinggi Muhammadiyah itu di hadapan mahasiswa yang memadati auditorium kampus Padang.
Fajar menekankan tiga pilar yang harus dikuasai generasi muda: kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi. Menurutnya, ketiga hal itu menjadi senjata utama menghadapi disrupsi teknologi yang kian masif.
Wamen yang juga akademisi ini mencontohkan bagaimana artificial intelligence dan otomasi telah menggeser banyak profesi tradisional. “Makanya mahasiswa harus aktif organisasi, ikut berbagai kegiatan untuk mengasah soft skill,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Fajar juga menyinggung pentingnya menjaga nilai-nilai kebangsaan di tengah arus globalisasi. Dia menyebut pendidikan sebagai “benteng terakhir” untuk mempertahankan identitas bangsa.
“Pendidikan bukan cuma transfer pengetahuan, tapi pembentukan karakter dan nilai kebangsaan,” katanya sambil menekankan pentingnya penguatan Pancasila dalam kurikulum perguruan tinggi.
Fajar berpesan agar mahasiswa tidak takut memulai karir dari bawah. “Sekecil apa pun tanggung jawab yang diberikan, jalani dengan sepenuh hati,” tuturnya.
Rektor UM Sumbar menyambut baik kehadiran Wamen dalam acara orientasi mahasiswa baru tahun ini. Simposium kebangsaan dinilai menjadi terobosan dalam memadukan pembinaan akademik dengan penguatan ideologi kebangsaan.
Ribuan mahasiswa baru yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi, terutama ketika Fajar membuka sesi tanya jawab soal strategi menghadapi tantangan dunia kerja masa depan.






