MINANGKABAUNEWS.COM, PADANG PARIAMAN,–
Siapa pun yang terpilih sebagai Bupati Padang Pariaman lima tahun ke depan melalui pemilihan kepala daerah (Pilkada) 27 November 2024, harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperhatikan masalah-masalah sosial yang menimpa daerah Kabupaten Padang Pariaman. Hal itu sangat penting diperhatikan agar Padang Pariaman ke depan lebih baik.
Demikian terungkap pada Webinar IV Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Padang Pariaman, Rabu (13/11/2024) malam di ruang virtual, melalui zoom.
Webinar dengan tema “Padang Pariaman butuh Bupati seperti apakah..? dalam perspektif pembangunan daerah, dibuka Ketua ISNU Padang Pariaman Dr. Sawirman, M.Hum, dengan moderator Sekretaris ISNU Padang Pariaman Arif Gufra S.Pd, M.Pd Tuanku Sutan. Turut memberikan sambutan Ketua PCNU Padang Pariaman Dr. Zainal Tuanku Mudo, M.Ag.
Tampil sebagai pembicara tokoh pendidikan Kabupaten Padang Pariaman Prof. Dr. Marjoni Imamora, M.Sc, tokoh pemuda Padang Pariaman Dr. Harry Efendi, S.S., M.A, wartawan/pengamat sosial Padang Pariaman Armaidi Tanjung, S.Sos, M.A, dan budayawan Padang Pariaman Dr. Hasanuddin, M.Si Dt. Tan Patih yang berhalangan.
Menurut Marjoni, kondisi pendidikan di Padang Pariaman telah menunjukkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, namun tantangan seperti akses ke pendidikan berkualitas di daerah pedesaan, keterbatasan fasilitas, dan pengembangan kompetensi guru masih perlu diatasi. Kota-kota besar seperti Padang, Bukittinggi, dan Payakumbuh cenderung memiliki peringkat pendidikan yang lebih tinggi karena akses yang lebih baik ke sumber daya pendidikan.
“Untuk itu ada sembilan harapan kepada Bupati Padang Pariaman ke depan dalam bidang pendidikan. Siapa pun yang terpilih dari dua pasangan calon, hal ini perlu mendapat perhatian serius,” kata Marjoni yang tidak akan ikut memilih di Padang Pariaman.
Marjoni menyebutkan, sembilan harapan tersebut adalah, pertama, visi pembangunan pendidikan yang inklusif, kedua, peningkatan kualitas guru dan tenaga pendidik, ketiga, pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan, keempat, pendidikan berbasis keterampilan dan teknologi, kelima, pendekatan pendidikan yang berkelanjutan, keenam, kolaborasi dengan masyarakat dan stakeholder, ketujuh, pendidikan yang berbasis kebutuhan lokal, delapan mengupayakan berdirinya perguruan tinggi negeri di Padang Pariaman dan sembilan pentingnya pendidikan karakter.
Sedangkan Harry Efendi menyebutkan, Padang Pariaman membutuhkan pemimpin yang berani berbuat dan melakukan sesuatu untuk kepentingan masyarakat. Padang Pariaman dengan berbagai keterbatasannya, membutuhkan orang yang mampu menggaet sumber daya yang dimiliki pemerintah pusat. Artinya, dibutuhkan pimpinan yang bisa berkomunikasi dengan baik terhadap pemegang kekuasaan di tingkat nasional.
“Kita apresiasi apa yang dilakukan ISNU Padang Pariaman melalui pertemuan ini untuk melahirkan pikiran-pikiran cerdas terkait proses pemilihan bupati Padang Pariaman yang akan menjalankan roda pemerintahan lima tahun ke depan. Mudah-mudahan terpilih bupati yang mampu menjawab berbagai persoalan di Padang Pariaman,” kata Harry Efendi yang dosen di Universitas Andalas Padang ini.
Pengamat sosial di Padang Pariaman Armaidi Tanjung mengungkapkan, kondisi dan permasalahan sosial di Padang Pariaman di Padang Pariaman bukanlah aman-aman saja. Beberapa tahun belakangan ini kasus-kasus asusila dan tindak kekerasan terus bermunculan di tengah masyarakat. Seperti di Lubuk Alung, Sungai Laban, dan yang sangat fenomenal di Nagari Guguak Kayutanam.
“Munculnya kasus-kasus tersebut menunjukkan makin banyak yang rusak di tengah masyarakat. Nilai-nilai moral dan akhlak merosot tajam. Sehingga anggota masyarakat dengan mudah melakukan maksiat dan tindak kejahatan. Perlu diperkuat peran keluarga, institusi pemerintah maupun lembaga non formal seperti melalui lembaga pendidikan agama di surau, mushalla, masjid, TPA, atau MDA,” kata Armaidi Tanjung yang juga wartawan utama ini. (rel/red)