Air Mata Ibu, Asa Anak: Sekolah Rakyat Jember Jadi Jalan Keluar dari Jerat Kemiskinan

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, ARTIKEL – Senyum ceria anak-anak tampak mengembang ketika mereka menerima seragam, buku, tas, dan sepatu baru. Semua perlengkapan itu bukan hanya simbol pendidikan, tapi juga pintu menuju harapan baru di Sekolah Rakyat Terintegrasi 6 Jember, Jawa Timur, yang baru saja diresmikan pada 15 Agustus 2025.
Bagi sebagian besar dari mereka, langkah kecil menuju sekolah bukan hal mudah. Ada tangis perpisahan, ada pelukan orang tua yang berat melepas, tapi juga ada doa penuh harapan: semoga pendidikan menjadi jalan keluar dari jerat kemiskinan.
Air Mata Ibu, Semangat Anak untuk Bersekolah
Megawati, seorang ibu rumah tangga dengan tujuh anak, harus merelakan empat buah hatinya tinggal di asrama Sekolah Rakyat. Suaminya yang hanya berjualan bakso keliling tentu tak sanggup membiayai sekolah mereka.
“Rasanya berat melepas mereka jauh dari kami, tapi demi masa depan anak-anak, saya harus kuat. Saya yakin di sekolah ini mereka bisa belajar dengan layak, makan terjamin, tidur tenang, dan ada guru serta pendamping yang menjaga mereka,” ujarnya.
Empat anak Megawati kini duduk di bangku SD dan SMP di Sekolah Rakyat. Ia yakin, tanpa program ini, mustahil mereka bisa sekolah sampai tuntas.
Kisah serupa juga dialami Abdul Kohar, ayah dari anak kembar berusia 10 tahun. Karena pekerjaannya serabutan, ia tak sanggup membiayai sekolah keduanya. “Memang berat berpisah, tapi sekolah ini adalah jalan terbaik agar anak-anak saya tetap bisa belajar dan kelak sukses,” katanya lirih.
Harapan bagi Anak Disabilitas
Sekolah Rakyat juga membuka pintu bagi anak-anak disabilitas. Dua siswa penyandang gangguan penglihatan kini belajar di sana. Salah satunya, Muhammad Bintang Ramadhan, sempat putus sekolah setahun karena orang tuanya tak mampu lagi membiayai madrasah.
“Ayah saya hanya tukang sampah. Saya ingin tetap sekolah meskipun penglihatan saya terbatas. Alhamdulillah, dengan sekolah rakyat saya bisa belajar lagi dan punya cita-cita tinggi,” ujar Bintang penuh semangat.

Lebih dari Sekadar Sekolah
Menurut Kepala Dinas Sosial Jember, Akhmad Helmi Luqman, hingga kini ada 95 anak dari keluarga miskin ekstrem yang telah bergabung di Sekolah Rakyat Terintegrasi 6 Jember, dari total kuota 100 siswa.
Sekolah ini bukan sekadar ruang kelas. Dengan model asrama, anak-anak mendapat pendidikan formal, pembentukan karakter kebangsaan dan keagamaan, serta keterampilan hidup. Selain pelajaran umum, kegiatan mereka juga diisi dengan mengaji, kegiatan ekstrakurikuler, hingga pembinaan psikososial.
Program ini dirancang inklusif dan ramah disabilitas. Guru dan pendamping siap memberikan perhatian ekstra agar semua siswa bisa berkembang bersama, tanpa merasa berbeda.
Jalan Memutus Rantai Kemiskinan
Sekolah Rakyat di Jember hadir sebagai jawaban nyata untuk anak-anak yang terpinggirkan dari sistem pendidikan formal. Bukan hanya agar mereka bisa membaca atau berhitung, tapi agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, berkarakter, dan siap mengubah nasib keluarga.
Harapannya sederhana: dari tawa kecil di ruang kelas sederhana, kelak lahir generasi yang mampu memutus rantai kemiskinan di negeri ini. (ANTARA)

Related posts