MINANGKABAUNEWS.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengusulkan tambahan anggaran Rp16,10 triliun pada 2026 untuk memperkuat ketahanan pangan, memastikan kelancaran bantuan pangan, dan menjaga stabilitas harga.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, usulan ini mencakup tambahan Rp16,02 triliun di luar pagu indikatif 2026 yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp79,43 miliar. Menurutnya, penganggaran sejak awal tahun krusial agar program tidak lagi bersifat reaktif.
“Program seperti Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) seharusnya sudah dianggarkan dari awal. Misalnya, stok beras Bulog atau Cadangan Beras Pemerintah bisa langsung digelontorkan ketika harga naik,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (10/7).
Arief memaparkan, stabilisasi harga memerlukan sekitar 1,5 juta ton beras per tahun, sementara bantuan pangan membutuhkan 180 ribu ton per bulan. Dengan perencanaan yang matang, intervensi dapat dilakukan lebih cepat, tanpa menunggu persetujuan tambahan anggaran.
“Kalau harga naik lebih dari 10% selama tujuh hari, Bulog bisa langsung bergerak,” tegasnya. Saat ini, stok beras Bulog per 10 Juli 2025 mencapai 4,2 juta ton, dinilai cukup untuk kebutuhan intervensi harga maupun bantuan darurat saat bencana.
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto), menilai usulan anggaran tersebut strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. “Harapannya, alokasi ini mampu menjamin ketersediaan pangan secara berkelanjutan,” ujarnya.






