MINANGKABAUNEWS.COM, MENTAWAI – Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai Ajonti T Oinan berharap dengan telah selesainya kegiatan Sosialisasi Tsunami Ready yang dilaksanakan dua hari di hotel Turonia dan melibatkan beberapa unsur terkait, mampu melakukan dan menjadi terdepan dalam menghadapi bencana.
Dalam hal ini juga, Ajonti T Oinan menyebutkan, untuk kedepannya seperti kesiapan fasilitas yang harus disiapkan oleh pemerintah setempat sebagai tempat evakuasi bahkan pengungsian yang memadai dan bisa diakses langsung oleh masyarakat harus tersedia demi mendukung program Tsunami Ready Community ini. Sebagaimana desa Tuapeijat telah ditunjuk oleh UNESCO.
Ajonti menambahkan, tugas utama kita saat ini yakni berusaha memberikan peningkatan kapasitas, pelatihan, sosialisasi dan edukasi terhadap kesiapan masyarakat menghadapi bencana.
Dalam sosialisasi Tsunami Ready Community yang dilakukan beberapa hari lalu, berharap kita dapat mengurangi risiko bencana, dan lebih serius aktif dalam kebencanaan terutama dalam hal mitigasi, sebut Kabid PK BPBD, Jumat (01/12/2023).
Disebutkannya, dipilihnya Desa Tuapeijat sebagai desa Tsunami Ready Community karena sebagai pusat kota dan gerbang masuk bagi wisatawan. Maka dari itu warga masyarakat desa dan Pemdes Tuapeijat harus menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung. Harus ditunjukkan kepada orang luar bahwa daerah kita itu aman bagi pengunjung khususnya wisatawan asing, sambung Kabid.
Diketahui, Desa Tuapeijat kini diakui oleh UNESCO bahwa bisa dan mampu memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang masuk di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dengan itu Desa Tuapeijat harus berbenah. Dari sisi lain dapat dilihat masih minimnya peta, petunjuk arah atau rambu rambu tempat menyelamatkan diri hingga tempat aman evakuasi menuju dipengungsian dan masih belum memadahi.
Dalam Tsunami Ready Community ada beberapa materi dan 12 indikator yang harus diperhatikan dalam Tsunami Ready Community, salah satunya materi indikator Assessment kaitannya dengan adanya Peta Bahaya Tsunami, Estimasi jumlah penduduk yang terdampak, dan sumber ekonomi, infrastruktur, Politik dan sosial.
Sementara indikator Preparedness terkait dengan adanya peta evakuasi, papan informasi publik, materi edukasi, pendidikan kesiapsiagaan Gempa dan Tsunami dan pelatihan tsunami.
Dan inti ketiga dari 12 indikator yaitu indikator respon menyangkut empat point salah satunya rencana kontinjensi, kapasitas melaksanakan rencana kedaruratan, peralatan dan kemampuan menerima informasi dan peralatan kemampuan menyebarluaskan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.
Ini sangat perlu diperhatikan apabila tsunami ready Community bisa diakui oleh UNESCO. Dan Mentawai ditetapkan yang mempunyai Bahaya Tsunami, maka dari itu penting dilakukan pelatihan secara berkesinambungan dan rutin memberikan sosialisasi kepada masyarakat banyak, ujar Ajonti. (Tirman)






