MINANGKABAUNEWS.com, JAKARTA — Duka mendalam menyelimuti Pulau Sumatera. Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi telah merenggut ratusan nyawa, meninggalkan luka mendalam bagi ribuan keluarga yang kehilangan orang-orang terkasih.
Dalam konferensi pers yang digelar Minggu (30/11/2025), Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan update terkini yang mencengangkan. Sumatera Utara mencatat rekor korban tewas tertinggi dengan 217 jiwa melayang, sementara 209 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
“Proses evakuasi hari ini menemukan banyak korban di wilayah Tapanuli Selatan,” ungkap Suharyanto dengan nada prihatin.
Provinsi Aceh tidak luput dari tragedi ini. Sebanyak 96 penduduk meninggal dunia dan 75 orang masih dalam pencarian. Bencana ini tersebar di 11 kabupaten/kota, meskipun dampaknya dirasakan hingga 18 wilayah administratif.
Di Sumatera Barat, situasi sedikit lebih terkendali namun tetap memprihatinkan. Tercatat 129 korban jiwa dengan 118 orang masih hilang dan 16 mengalami luka-luka. Menurut Suharyanto, kondisi Sumatera Barat sudah menunjukkan pemulihan lebih baik dibandingkan dua provinsi lainnya.
Menghadapi bencana berskala masif ini, Presiden Prabowo Subianto tidak tinggal diam. Melalui Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, presiden mengerahkan seluruh kekuatan nasional untuk penanganan tanggap darurat.
Dalam rapat koordinasi yang dipimpin langsung di Bandar Udara Silangit, Tapanuli Utara, Pratikno menegaskan komitmen pemerintah. “Presiden memerintahkan untuk menambah seluruh kekuatan nasional, fokus penanganan tanggap darurat secepat-cepatnya,” terangnya.
Upaya komprehensif tengah digulirkan: evakuasi korban dipercepat, logistik terus mengalir, pengungsi mendapat perlindungan, tenaga kesehatan dikerahkan, serta infrastruktur transportasi dan komunikasi dipulihkan. Bantuan mengalir tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga lembaga non-pemerintah dan relawan.
Meski fokus utama masih pada tanggap darurat, pemerintah telah menyiapkan skenario rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Prioritas diberikan pada penyediaan hunian sementara bagi ribuan warga yang kehilangan tempat tinggal.
“Saya sudah diskusi dengan Menko Infrastruktur tentang bagaimana pemulihan secara cepat bisa dilakukan termasuk untuk hunian sementara,” jelas Pratikno. Koordinasi antar-kementerian terus diperkuat untuk memastikan sinergi penanganan di lapangan.
Apresiasi khusus diberikan kepada personel TNI, Polri, pemerintah daerah, dan para relawan yang bekerja tanpa henti di garis depan bencana. Dedikasi mereka menjadi harapan bagi ribuan pengungsi yang kini bergantung pada bantuan darurat.
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di negara yang berada di jalur cincin api Pasifik. Sementara upaya penanganan terus berlangsung, seluruh masyarakat Indonesia berdoa agar korban yang masih hilang segera ditemukan dan proses pemulihan berjalan lancar.






