Gambir Pesisir Selatan Menuju Era Industri Modern: Dari Tradisi Nagari ke Pusat Hilirisasi Global

  • Whatsapp

PADANG – Dari hasil kebun yang dulu diproses dengan cara tradisional, kini gambir asal Pesisir Selatan tengah menapaki babak baru menuju industri modern yang bernilai tinggi. Perubahan besar ini tidak terjadi secara spontan, melainkan melalui proses panjang dan strategi lintas sektor yang mulai disusun dengan cermat.

 

Langkah konkret tersebut diperlihatkan dalam kegiatan Stakeholders Meeting Pengembangan Industri Gambir, yang digelar di Grand Basko Hotel Padang, Kamis (6/11). Forum ini menjadi tonggak penting dalam menyatukan visi antara pemerintah, dunia usaha, dan akademisi untuk memperkuat hilirisasi gambir.

 

Wakil Bupati Pesisir Selatan, Risnaldi Ibrahim, membuka kegiatan tersebut dengan penegasan bahwa pemerintah daerah berkomitmen penuh menjadikan gambir sebagai komoditas strategis daerah. “Gambir bukan hanya identitas Pesisir Selatan, tetapi juga potensi besar yang harus diolah menjadi sumber kemakmuran masyarakat,” ujarnya.

 

Kegiatan itu menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari kementerian, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, lembaga pembiayaan, pelaku industri, hingga organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Mereka berkumpul dalam satu meja untuk merumuskan arah pengembangan gambir yang lebih modern dan terukur.

 

Risnaldi menilai, era pengolahan bahan mentah sudah harus ditinggalkan. Menurutnya, nilai ekonomi hanya bisa tumbuh jika petani dan pelaku industri berani naik kelas, dari sekadar produsen bahan mentah menjadi produsen produk jadi bernilai tambah tinggi.

 

“Kita harus bersama mengubah budaya produksi mentah menuju industri bernilai tambah tinggi,” tegasnya. Ucapan itu menggambarkan semangat baru dalam mengubah paradigma ekonomi daerah.

Selama ini, Pesisir Selatan dikenal sebagai salah satu produsen utama gambir nasional, sementara Indonesia sendiri menguasai sekitar 80 persen pasar dunia. Namun, keunggulan itu belum memberi keuntungan maksimal karena sebagian besar produk masih diekspor dalam bentuk bahan mentah.

 

Padahal, pasar hilir gambir memiliki potensi besar. Selain untuk penyamakan kulit, ekstrak gambir juga digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, hingga kimia tekstil. Kondisi tersebut membuat pemerintah bertekad memperkuat struktur produksi agar mampu memenuhi kebutuhan pasar global.

 

Untuk mencapai itu, Pemkab Pessel mulai melaksanakan program penguatan industri berbasis IKM (Industri Kecil Menengah). Fokusnya adalah peningkatan sumber daya manusia, melalui pelatihan teknis, sertifikasi kompetensi, dan pendampingan penggunaan teknologi tepat guna.

 

Selain itu, akses pembiayaan juga menjadi perhatian utama. Pemerintah daerah mendorong kolaborasi dengan lembaga keuangan agar pelaku usaha kecil memiliki modal yang cukup untuk bertransformasi dari pengrajin tradisional menjadi pelaku industri.

 

Dalam forum tersebut, peran dunia akademik juga menjadi sorotan. Pemerintah berharap kampus dan lembaga penelitian bisa menghadirkan inovasi berbasis riset, seperti pengembangan ekstrak farmasi, bahan kosmetik alami, hingga suplemen makanan berbasis gambir.

 

Tantangan globalisasi dan era Supply Chain 4.0 pun dibahas mendalam. Isu sertifikasi keberlanjutan, standar Good Agricultural Practices (GAP), dan sistem keterlacakan produk menjadi prioritas untuk memastikan produk gambir Pessel diterima di pasar internasional.

 

Namun, jalan menuju industri berstandar global tidak mudah. Masalah utama yang dihadapi adalah variasi mutu di tingkat petani, yang menyebabkan ketidakkonsistenan produk. Mutu gambir yang tidak seragam kerap menjadi penghambat penetrasi ke industri hilir.

 

Selain itu, keterbatasan teknologi pascapanen masih menjadi hambatan klasik. Banyak petani masih menggunakan metode tradisional, seperti perebusan manual dan pengeringan tanpa kontrol suhu, yang menghasilkan kualitas produk fluktuatif.

 

Untuk itu, pemerintah menyiapkan bantuan alat dan mesin pengolahan gambir modern (alsintan) serta pelatihan teknis intensif agar petani mampu menghasilkan gambir dengan standar mutu yang seragam dan lebih kompetitif di pasar ekspor.

 

Pendekatan berbasis teknologi diyakini dapat mempercepat peningkatan mutu sekaligus memperluas daya saing gambir Pessel. Pemerintah juga memastikan bahwa pendampingan tidak berhenti pada tahap produksi, tetapi mencakup manajemen usaha dan pemasaran.

 

Langkah ini sejalan dengan kebijakan nasional pengembangan komoditas unggulan berbasis nilai tambah. Pessel berupaya menyelaraskan program daerah dengan visi pemerintah pusat dalam memperkuat ekonomi berbasis lokal dan potensi perdesaan.

 

Risnaldi optimistis bahwa kolaborasi multipihak ini akan membuka jalan bagi Pessel menjadi pusat pengolahan gambir modern di Indonesia. Dengan sinergi antara riset, modal industri, dan penguatan SDM, ia yakin gambir akan menjadi identitas ekonomi yang membanggakan.

 

Lebih jauh, pemerintah menargetkan terbentuknya ekosistem industri gambir terpadu, yang melibatkan rantai produksi dari hulu hingga hilir — mulai dari kebun rakyat, pusat pengolahan, hingga pengembangan produk turunan berorientasi ekspor.

 

“Gambir bukan lagi sekadar komoditas pertanian. Ia harus menjadi industri strategis yang menghidupi banyak sektor,” ujar Risnaldi dengan penuh keyakinan.

 

Selain memperkuat perekonomian lokal, keberhasilan hilirisasi gambir juga diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Sumatera Barat untuk mengembangkan komoditas unggulan berbasis inovasi dan kolaborasi.

 

Forum tersebut menandai babak baru dalam perjalanan panjang gambir Pesisir Selatan. Dari tradisi turun-temurun di nagari, kini komoditas ini mulai diarahkan menuju pasar modern dengan visi yang lebih visioner.

“Pertemuan hari ini adalah pijakan awal menuju transformasi besar sektor gambir,” tutup Risnaldi dalam sambutannya.

 

Dengan semangat kolaborasi, dukungan teknologi, serta komitmen keberlanjutan, gambir Pesisir Selatan kini menatap masa depan baru—bukan lagi sebagai bahan mentah ekspor, melainkan sebagai pemain utama di panggung industri global bernilai tinggi.

Related posts