MINANGKABAUNEWS.COM, PAYAKUMBUH – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, terus mengajak seluruh unsur masyarakat dan lembaga untuk bersama-sama ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program pemberantasan peredaran gelap narkoba.
Kali ini, lembaga negara yang bertugas mengurus pengendalian tindak penyalahgunaan narkoba ini mengajak unsur media, agar ikut mendukung kota tanggap ancaman narkoba pada sektor kewilayahan.
“Media sebagai wadah pers dan alat komunikasi massa dinilai memiliki peran penting untuk mensukseskan perang melawan narkoba,” kata Kepala BNN Kota Payakumbuh, M Febrian Jufril, ketika membuka kegiatan workshop penguatan kapasitas insan media di Hotel Mangkuto Kota Payakumbuh, Selasa (14/6).
Kegiatan workshop, menurut M Febrian, ditujukan guna memaksimalkan peran insan media untuk mendukung kota tanggap ancaman narkoba. Mengingat, wilayah Kota Payakumbuh merupakan daerah perlintasan memang cukup rawan terhadap penyebaran gelap narkoba.
“Karena itu butuh dukungan semua pihak untuk dapat memerangi narkoba. Tugas utama BNN tidak hanya melakukan pengungkapan kasus tapi juga upaya preventif agar penyalahgunaan narkoba ini dapat ditekan sedemikian rupa,” lanjutnya.
Pihaknya mengaku terus mengedapankan upaya pencegahan melalui P4GN. Salah satunya dengan memperbanyak kemampuan daya tahan masyarakat dari pengaruh buruk penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
“Selain itu juga melakukan pemberantasan dan melakukan rehabilitasi. Dengan sosialisasi dan edukasi terhadap bahaya narkoba maka kita dapat menekan demand untuk mengurangi supply,” sebutnya.
Apabila masih banyak ditemukan pengungkapan kasus narkoba menjadi bukti bahwa upaya preventif yang dilakukan belum membuahkan hasil maksimal.
“Indonesia sudah darurat narkotika. Ini harus jadi perhatian kita bersama. Jangan sampai Indonesia jadi bencana narkotika,” tambahnya.
Dia menyebut, bisnis narkoba memang sangat menggiurkan untuk produsen dari seluruh dunia, bahkan harga sabu-sabu setiap 1 kilogramnya mencapai Rp1 miliar.
“Bahkan sudah ada yang menggunakan kurir anak-anak usia 14 tahun. Ini wajib menjadi perhatian kita bersama,” tambahnya.
Dalam kegiatan workshop tersebut dihadirkan sejumlah narasumber dari DP3AP2KB, Dinas Sosial, P2TP2A, dan penyuluh ahli muda BNN Kota Payakumbuh.
“Kami ajak teman-teman media ikut mendukung program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di daerah kita,” kata M Febrian yang memberi materi tentang ‘Strategi dan Kebijakan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba’.
Adapun praktisi yang juga ahli psikologi, Zakwan Andri, yang juga menjadi pemateri dalam workshop, mengaku pihaknya menyerukan agar upaya pencegahan pemberantasan peredaran gelap narkoba, bisa dimulai dari orang terdekat dan keluarga.
“Karena, faktor psikologis keluarga turut menjadi faktor, apakah anak-anak yang cenderung terjerat narkoba, itu karena minim perhatian. Karena, mereka mengkonsumsi narkoba seperti sabu, biasanya karena merasa kurang bahagia, dan mencari ketenangan,” ujar Dosen Psikologi Unand tersebut. (akg)





