MINANGKABAUNEWS.com, BUKITTINGGI —
Umat muslim ramai-ramai mengikuti salat Id di halaman Surau Buya Gusrizal, Kota Bukittinggi. Dalam khotbahnya, khatib membahas soal dominasi Nafsu Syahwat pasca Ramadhan.
Pantauan MINANGKABAUNEWS.com, Rabu (10/4/2024), jemaah berduyun-duyun datang ke halaman Surau Buya Gusrizal. Tampak sebagian besar menenteng sajadah hingga alas untuk salat, baik koran hingga plastik.
Tampak pula barisan saf salat Id yang meluber di depan Surau Buya Gusrizal. Kendati demikian, hal tersebut tidak mengurangi kekhidmatan umat muslim dalam melaksanakan salat Id.
Ketua Umum MUI Sumatera Barat,Buya Dr. Gusrizal Dt. Palimo Basa saat menjadi khatib Shalat Idul Fitri 1445 Hijriah mengatakan musuh yang paling berat di hadapan manusia ada dirinya sendiri yang bermuatan syahwat sehingga memiliki berbagai keinginan atau hawa. Keinginan-keinginan itu tentu tidak semuanya membawa kemashlahatan kepada kehidupan manusia tersebut.
Buya Gusrizal menegaskan ditengah dominasi syhwat maka penting peran akal dan qalbu yang berfungsi sebagai alat seleksi atau saringan berbagai keinginan tersebut.
“Tentu tidak semua keinginan itu ditolak karena selama dia tidak membawa kemudharatan terhadap kemashlahatan manusia di dunia dan akhirat, tentu ia dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini tapi bila sebaliknya maka sangatlah berbahaya bila ia diperturutkan,” Ujar Buya.
Menurut Gusrizal, Syahwat manusia cenderung bertentangan dengan beban ibadah.
Tidak terkecuali ibadah di bulan Ramadhan baik shiyam maupun qiyam. Rasa lapar dan dahaga di siang hari, gejolak syahwat yang meminta dilampiaskan, rasa mengantuk di tengah malam dan keinginan untuk bebas berkeliaran di sepuluh yang akhir bulan Ramadhan ketika godaan dunia begitu hebat bagi mereka yang bergeliang dengan perdagangan serta kehadiran para perantau kembali ke kampung.
“Semua godaan syahwat itu semakin membuat ibadah dipandang beban dan penghalang oleh syahwat manusia. kata Buya Gusrizal saat menjadi khatib pada Shalat Id di pelataran Surau Buya Gusrizal, Kota Bukittinggi, Rabu.
Buya Dr. Gusrizal mengingatkan Dalil-dalil syari’at itu menunjukkan bahwa manusia senantiasa berhadapan dengan musuh yang sangat berbahaya yaitu dirinya sendiri yang memilki berbegai keinginan yang disebut syahwat. Bahaya nafsu syahwat ini malah lebih dahsyat dibandingkan syaithan.
Ia bisa menguasai manusia sedangkan syaithan tidak punya kekuatan untuk menguasai manusia sebagaimana pengakuannya kelak di hari kiamat.
Kata Buya, Bila perkara memperturutkan hawa nafsu, siapa yang bisa menyangkal betapa rakusnya perebutan kekuasaan dan kekayaan sehingga kecurangan, risywah atau sogok menyogok, kecurangan dna korupsi seperti menjadi suatu yang lumrah di bumi nusantara ini.
Buya menambahkan Ramadhan memberikan petunjuk dan isyarat yang bisa dipahami sebagai solusi permasalahan negeri ini yaitu “membebaskan iman dengan memenjarakan syahwat”.
Karena selama syahwat masih mendominasi gerak-gerik manusia, maka manusia tetap saja terpuruk ke dalam nilai-nilai syaithan.
Namun bila manusia bisa memenjarakannya dan memberikan haknya dalam batasan yang diperlukan untuk tugasnya di dunia ini, manusia itu akan bergerak dengan arahan imannya bagus.
Kegiatan Shalat Id 2024 diakhiri dengan saling salam-salaman. Shalat Idul Fitri ini dihadiri ribuan warga yang dilaksanakan tepat pukul 07.30 WIB.
Buya Gusrizal dalam kesempatan ini memakai jubah putih serta memakai sorban.






