MINANGKABAUNEWS.com, JAKARTA – Operasi kemanusiaan besar-besaran kembali digelar. Kali ini, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar 590 akan berlayar membawa misi khusus: mengirimkan bantuan untuk korban banjir dan longsor di Sumatera.
Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional, Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan bahwa gelombang ketiga program “Kementan Peduli Bencana” tengah dalam tahap persiapan akhir. Bantuan ini ditujukan bagi warga Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang masih berjuang melawan dampak bencana alam.
“KRI Makassar 590 akan menjadi kendaraan utama pengiriman tahap ketiga ini,” ungkap Amran di Jakarta, Minggu kemarin.
Pengiriman bantuan kali ini melanjutkan misi sebelumnya yang menggunakan KRI Surabaya 936 dari Pelabuhan Tanjung Priok. Kapal perang tersebut telah membawa berbagai kebutuhan pokok dalam operasi tahap kedua.
Saat ini, proses pemuatan di KRI Makassar sudah mencapai 22 unit kendaraan. Namun pekerjaan belum selesai—masih ada 19 unit kendaraan dan 153 paket bantuan yang menunggu giliran dimuat dari gudang.
“Kami pastikan semua bantuan termuat dengan baik sebelum kapal berlayar menuju lokasi bencana,” tegas Amran.
Yang membedakan operasi ini dengan pengiriman bantuan biasa adalah pengawalan ketat yang diterapkan. Amran menegaskan bahwa setiap paket bantuan dikawal sejak berada di dermaga hingga tiba di tangan masyarakat yang membutuhkan.
“Bantuan ini adalah amanah,” ujar Amran dengan tegas. “Kami tidak main-main. Distribusinya harus cepat, tepat sasaran, dan kami kawal sampai benar-benar diterima korban bencana.”
Setiap pengiriman dilengkapi dengan mekanisme serah terima resmi kepada pihak berwenang sebelum didistribusikan ke titik-titik terdampak. Ini memastikan tidak ada bantuan yang tercecer atau salah sasaran.
Kesuksesan operasi kemanusiaan ini tidak lepas dari kerja sama solid antara berbagai pihak. Kementerian Pertanian menggandeng TNI Angkatan Laut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta pemerintah daerah setempat.
“Kita bekerja bersama,” kata Amran. “Negara hadir melalui kolaborasi semua pihak. Yang terpenting, masyarakat terdampak segera dapat bantuan dan bebannya berkurang.”
Bantuan yang dikirim mencakup kebutuhan pokok dan perlengkapan darurat yang sudah disesuaikan dengan koordinasi bersama BNPB dan pemda. Semuanya disusun berdasarkan kebutuhan riil di lapangan.
Menariknya, Kementan menggunakan strategi distribusi multi-jalur untuk mempercepat bantuan. Tahap pertama dan kedua tidak hanya mengandalkan jalur laut, tetapi juga udara. Pendekatan bertahap ini disesuaikan dengan kesiapan armada dan kondisi pelabuhan di daerah tujuan.
“Tahap III ini adalah lanjutan dari percepatan yang terus kami lakukan,” jelas Amran.
Yang membuatnya lebih bermakna, bantuan ini sebagian besar berasal dari kontribusi pegawai Kementerian Pertanian dan mitra strategis yang menitipkan kepercayaan mereka.
“Ini tanggung jawab moral kami,” tutup Amran. “Karena bantuan ini dari pegawai Kementan dan mitra yang menitipkan amanahnya.”
Dengan KRI Makassar 590 yang segera berlayar, harapan baru kembali mengapung bagi ribuan warga Sumatera yang masih berjuang bangkit dari bencana.






