MINANGKABAUNEWS.com, JAKARTA — Dalam sebuah momen bersejarah yang penuh makna, Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada mendiang Presiden ke-2 RI, Soeharto. Prosesi yang berlangsung di Istana Negara pada peringatan Hari Pahlawan 2025 ini menyaksikan Siti Hardijanti Rukmana atau yang akrab disapa Tutut Soeharto, sebagai ahli waris, menerima penghargaan tertinggi negara tersebut, didampingi sang adik, Bambang Trihatmodjo.
Penganugerahan ini bukanlah tanpa dasar. Ia disahkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025, yang mengukuhkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional di Bidang Perjuangan Bersenjata dan Politik. Perjalanan karismatik Soeharto diakui sejak masa kemerdekaan, termasuk perannya yang gemilang sebagai wakil komandan BKR Yogyakarta yang memimpin pelucutan senjata pasukan Jepang di Kota Baru pada 1945.
Namun, Soeharto bukanlah satu-satunya tokoh yang dihormati pada hari itu. Terdapat sembilan nama lain yang turut diangkat dalam jajaran Pahlawan Nasional, menghiasi catatan sejarah Indonesia dengan warna perjuangan mereka. Deretan nama seperti Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan kiprahnya di bidang politik dan pendidikan Islam, hingga almarhumah Marsinah, simbol perjuangan buruh dan kemanusiaan, turut memperkaya khazanah kepahlawanan nasional.
Tak kalah penting, nama-nama seperti Mochtar Kusumaatmadja dengan kontribusinya di bidang hukum dan politik, serta Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo yang dikenal lewat perjuangan bersenjatanya, juga terukir dalam daftar kehormatan ini. Mereka adalah bukti bahwa setiap jengkal tanah air ini pernah disentuh oleh pengorbanan para pejuangnya.
Momen ini tidak hanya sekadar serah terima gelar, tetapi juga sebuah pengakuan negara atas torehan tinta emas dan kontroversi dalam lembaran sejarah Indonesia. Sebuah pengingat bahwa di balik setiap nama pahlawan, terselip cerita, pengorbanan, dan warisan yang terus hidup membentuk negeri ini. (ANTARA)






