Simak Sosok Maria Turmakin Novelis Asal Negeri Kangguru dan Bukunya Axiomatic

  • Whatsapp
Maria turmakin dengan bukunya Axiomatic

SASTRA – Maria Tumarkin adalah sejarawan budaya Australia, penulis esai dan novelis, dan Dosen Senior di Sekolah Kebudayaan dan Komunikasi di Universitas Melbourne, mengajar penulisan kreatif. Lahir di Kharkiv, Ukraina 1974, pernah menjadi penerima penghargaan Windham-Campbell. Beberapa bukunya yang terkenal yaitu, Traumascapes, Courage, dan Otherland dan semuanya mendapat pujian kritis di Negeri Kangguru.

Buku keempatnya yaitu, ‘Axiomatic’, yang dibuat dalam tujuh tahun merupakan karya non-fiksi kreatif sangat terkenal. Wanita ini mengeksplorasi batas cerita dan institusi, dan dengan cermat meneliti sesuatu yang berbeda namun saling terkait diantaranya prilaku bunuh diri remaja, penyalahgunaan narkoba, dan anak-anak yang selamat dari Holocaust.

Penulis terkenal ini sebelumnya telah mendekati trauma, genosida, perang, kehilangan, rasa bersalah, penindasan sistematis, dan kelangsungan hidup dengan urgensi eksplorasi.

Buku terbarunya, Axiomatic, ditulis dengan semangat yang sama dengan dirinya. Untuk pertama kalinya Tumarkin menggunakan masyarakat dan budaya Australia sebagai subjek utamanya dan menghadiri krisis sejarah yang sangat nyata tetapi tidak jelas, sambil memperluas keprihatinan tematik yang mengalir melalui tubuhnya.

Axiomatic sebuah karya dari deretan pemikiran, penceritaan, reportase, dan meditasi yg membarui batas. Ada 5 judul aksioma yang menjadi titik awalnya yaitu, “Waktu Menyembuhkan Semua Luka”, “Sejarah Berulang Dengan Sendirinya “, “Mereka yang Melupakan Masa Lalu Dikutuk untuk Mengulanginya”, “Beri Aku Anak Sebelum Usia Tujuh Tahun dan Aku Akan Memberimu Wanita”, dan terakhir berjudul “Kamu Tidak Dapat Memasuki Sungai yang Sama Kedua Kalinya”.

Axiomatic karya Maria Tumarkin menceritakan kisah nyata tentang dampak bunuh diri yang terus menerus. Lalu juga menceritakan tentang upaya seorang nenek untuk menculik cucunya supaya cucunya tetap aman, dan juga tentang pertempuran seorang pengacara komunitas untuk melawan sistem peradilan, lalu bercerita juga tentang korban Holocaust yang lebih besar dari kehidupan.

Dalam tulisan yang inventif, berani, dan juga ramah, Axiomatic memperkenalkan suara yang tak akan terlupakan. Maksudnya pembaca tidak akan lupa tentang cerita-cerita yang terdapat dalam Axiomatic. Dan Karakter-karakter pada masa kini, seolah-olah itu merupakan kebenaran yang terbukti dengan sendirinya.

Karakter-karakter itu memberikan kita pemahaman mengenai kekuatan yang membentuk budaya dan cara menghayatinya. Berdasarkan penelitian selama sembilan tahun, Axiomatic mengeksplorasi cara pembaca memahami trauma yang diwarisi dan cara menerimanya. Dengan semangat, kecerdasan, dan ketangkasan kritis,
Tumarkin menunjukkan didalam cerita tersebut mengenai kehilangan, kesedihan, dan bagaimana sejarah khusus kita memberi tahu orang-orang di dunia terutama penikmat karya seni.

Ada beberapa quotes dari komunitas Baca Buku di sebuah website, yang pertama komentar dari “Beale Stainton yang merupakan penikmat buku yang pernah membaca dan menganalisis isi buku Axiomatic, beliau berkata “Aku baru saja membaca buku ini” dan ada bagian di dalamnya tentang anak-anak sekolah menengah yang melakukan bunuh diri, dan bagian lain tentang anak-anak yang mengalami pelecehan seksual yang tumbuh menjadi tunawisma dan kecanduan narkoba. Ada bagian yang lebih panjang tentang anak yang selamat dari holocaust yang menjadi wanita yang agak menonjol.

“Saya percaya penulis menulis buku sebelumnya tentang trauma. Anda benar-benar merasakan rasa sakit, penderitaan, dan kehilangan karakter yang terlibat dalam setiap cerita”, ungkapnya.

Kemudian komentar “Michael Livingston”, yang juga merupakan penikmat seni yang berasal dari Australia, yang menyatakan buku Axiomatic itu Kuat dan aneh, Tumarkin telah menulis sesuatu yang benar-benar orisinal.

“Saya kadang-kadang dibiarkan sedikit menggelepar, mencoba membuat hubungan antar bagian dan saya pikir bacaan kedua akan menambah pengalaman, tetapi ada banyak hal di sini tentang trauma, ingatan, dan pengalaman manusia. Ini sepadan dengan usaha”, sampai Michael.

Veronica, salah satu dari pebaca komunitas baca buku asal negeri Kanguru juga mengamati buku Axiomatic, menurutnya Buku itu benar-benar unik oleh penulis/pemikir jenius.

“Kekayaan ide yang luar biasa menanamkan Aksiomatik, sebuah pencarian dan godaan pada batas-batas kemanusiaan, keindahan yang suram dan mengerikan yang dibumbui dengan penderitaan dan rasa sakit”, terang Veronika.

Di laman website tentang sinopsis Axiomatic bernama Calzean, berkomentar tentang sinopsis Axiomatic, menyatakan ada bagian dari buku ini yang sangat menyedihkan. Penulis adalah seorang pemikir yang mendalam dan penyihir dengan kata-kata.

Sampainya sipenulis meliput bagaimana sekolah bereaksi terhadap bunuh diri dan kematian, ketidakadilan sistem peradilan, penyakit mental, penyintas holocaust, persahabatan, kesepian, dan kemanusiaan. “Tulisannya unik, penuh pertanyaan, empati, dan personal. Buku tentang topik untuk dipikirkan”, terangnya.

Sementara penikmat buku yang pernah penulis hubungi yang juga berasal dari Australia bernama Bart Van Overmeire, berkata, Buku ini membuatku terpana. Salah satu buku paling mengesankan yang saya baca tahun ini, berisi 5 esai brilian yang mengeksplorasi trauma dan kesedihan. Tidak ada bandingannya dengan apa pun yang pernah saya baca, sebuah buku yang akan bergema untuk waktu yang lama.

Selanjutnya Syifa Urrahmah, merupakan teman penulis, seorang mahasiswa psikologi UNP (Universitas Negeri Padang) yang juga penikmat buku, berpendapat buku axiomatic adalah buku yang sangat sesuai dengan keadaan sekitar, contohnya menceritakan tentang kekerasan,ketidakadilan dimana semua itu masih terjadi pada saat ini. Jadi, buku tersebut tidak hanya menceritakan pada masa itu tetapi juga menjadi cerita pada masa kini.

Dapat disimpulkan dari kebanyakan pembaca dan penikmat buku menyadari isi buku Axiomatic itu mengandung unsur unsur kekerasan, ketidakadilan,dan membuat para pelajar atau masyarakat waktu itu memiliki trauma yang sangat besar.

Disini juga terdapat nilai nilai persahabatan, kemanusiaan, kesepian dan lain lain. Buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh semua kalangan, karena mengandung berbagai unsur, dimana semua masalah itu merupakan hal yang marak juga terjadi pada saat ini. Jadi jika membaca buku ini kita jadi tahu hal hal yang menuai kekerasan tersebut dapat menjadi trauma tersendiri, dan merusak psikis orang yang mengalaminya.

Di akhir tulisan mungkin dapat kita simpulkan secara global setelah membaca “Axiomatic” bahwa Trauma tersebut bisa hilang cepat dan ada juga yang tidak hilang sampai yang bersangkutan meninggal. Oleh karena itu sebagai makhluk social yang bermoral sangat dilarang untuk melakukan kekerasan yang dapat membuat trauma mendalam bagi penderitanya.

Oleh : Huriyatul Husna (Mahasiswi Sastra Inggris Universitas Andalas)

 

 


Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Minangkabaunews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Related posts