MINANGKABAUNEWS.COM, BUKITTINGGI – Wakil Wali Kota (Wawako) Bukittinggi, Marfendi, memimpin Tim Safari Ramadhan (TSR) Kota Bukittinggi saat mengunjungi Masjid Jami’ Birugo, Kecamatan Aua Birugo Tigo Baleh (ABTB), Kota Bukittinggi.
Di tengah hujan yang sangat deras sekali, Marfendi bersama 12 anggota tim bentukan Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi mendatangi Masjid Jami’ Birugo. Tim disambut oleh niniak mamak, alim ulama, bundo kanduang, pemuda beserta pengurus masjid, Senin (27/3/2023).

Bangunan masjid ini, termasuk yang sudah cukup tua di Kota Bukittinggi itu. Pengelolaan dan kepengurusannya masih berdasarkan kepada sendi-sendi adat Kurai Limo Jorong, masih ada tuangku nan barampek, yang didampingi oleh pengurus masjid untuk mengelola hal-hal teknis yang ada di masjid tersebut.
Pengurusan Masjid Jami’ Birugo menyampaikan, khusus menghadapi bulan Ramadhan, masjid yang berada di pintu masuk Kota Bukittinggi itu, baru saja dicat dan diberi keramik di dinding bagian dalamnya, agar jama’ah bisa betah dan nyaman saat melakukan ibadah selama Ramadhan, dan pengerjaannya menelan biaya hampir mencapai Rp350 juta.
“Kami berharap kepada Pemerintah Kota (Pemko) untuk bisa membantu hal-hal yang sangat dibutuhkan pada masa yang akan datang,” harap pengurus.
Pihaknya sangat berterimakasih sekali, Tim Ramadhan Kota Bukittinggi memilih masjid ini untuk dikunjungi, karena banyak sekali yang akan kami kadukan kepada pemko.
“Kami meminta setelah tarawih nanti, Tim Ramadhan bisa bertahan sejenak, berbincang-bincang dengan kami tentang kelancaran pembangunan masjid ini nanti,” pinta Pengurus Masjid Jami Birugo itu.
Sementara itu, Wawako Marfendi, mengatakan bahwa TSR Kota Bukittinggi ini dibentuk dalam 12 tim. Setiap tim mengunjungi empat masjid dalam empat hari ke depan. “Jadi dalam empat hari ini, Pemko Bukittinggi akan mengunjungi 48 masjid yang ada di Kota Bukittinggi,” ungkapnya.
Marfendi menjelaskan, tujuan utama TSR ini, tentunya untuk bersilaturrahim dengan masyarakat Kota Bukittinggi, dan melihat kondisi reel yang terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini. Di samping itu, tim juga menyampaikan beberapa program yang telah dirancang dan direalisasikan oleh pemko selama dua tahun terakhir, dan juga menyampaikan program 2023 ini yang sangat membutuhkan dukungan, support dan kebersamaan masyarakat Bukittinggi.
Pihaknya juga telah meluncurkan Tabungan Utsman, satu rumah tahfiz di setiap kelurahan, bantuan uang komite untuk SMA sederajat, penguatan pemahaman Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) untuk peserta didik dengan menambahkan pelajaran adat dan agama di SD dan SMP, penguatan program keislaman di tengah-tengah masyarakat dengan menyediakan dana hampir Rp15 miliar.
“Semua ini kita lakukan agar tercapai visi Bukittinggi Hebat berdasarkan ABS-SBK,” ucap Marfendi.
Ia menekankan kepada pengurus agar membuat aktivitas keagamaan di masjid yang penuh sejarah ini, khususnya untuk pemuda, remaja dan seluruh kalangan masyarakat. Karena MUI sebelum dibawa oleh Buya Hamka ke Pusat, mulai didirikan itu di Masjid ini, hanya saja sejarah tersebut tidak pernah lagi disebut dalam sejarah pendirian MUI Pusat.
“Sebelum di Jakarta ada MUI, maka di masjid inilah didirikan pertama sekali majelis ulama, kemudian dilihat oleh Buya Hamka, bahwa majelis ulama ini harusnya ada di pusat, untuk memfasilitasi antara ummat dengan pemerintahan, itu bermula dari Masjid Jami’ Birugo ini. Bukan itu saja, Gubernur Sumbar, Mahyeldi sewaktu remajanya pada 1985-1986, ia belajar keislaman di lantai II masjid ini, dan sering juga didatangi oleh gubernur sebelumnya Irwan Prayitno, jadi masjid ini pernah melahirkan orang-orang besar,” sebut Marfendi.
Sementara itu, Ustad Fahmil Samiran dalam taushiyahnya, menginginkan agar bulan Ramadhan ini, benar-benar dimanfaatkan untuk meningkatkan kekuatan iman seorang hamba menjadi orang yang bertaqwa, sehingga cita-cita menjadikan negeri ini menjadi Baldatun Tahyyibatun wa Rabbun Ghafur segera terealisasi, inilah bulan yang mampu membuat ummat ini menjadi orang yang bertaqwa.
“Taqwa adalah target utama dalam berpuasa ini, untuk itu marilah kita seriuskan mengerjar target yang Allah inginkan terhadap hambanya, karena ketika Allah mengatakan, ‘mudah-mudahan’ semua ahli tafsir mengatakan bahwa itu artinya pasti. Kalau kita tidak mencapai target tersebut perlu kita adakan evaluasi puasa kita, kenapa tidak mencapai target?” terang Ust Fahmil Samiran. (*)






