Aisyiyah Padang Peringati Milad ke-108, Tegaskan Peran Strategis Perempuan dalam Ketahanan Pangan

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kota Padang menggelar Gebyar Milad ke-108 di Masjid Tawakal Aisyiyah, Jalan Bypass, Lubuk Begalung, Rabu (11/6/2025). Kegiatan ini dihadiri ratusan warga dari 16 Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) se-Kota Padang, sebagai bentuk refleksi dan syukur atas kiprah panjang Aisyiyah dalam membangun masyarakat madani.

Mengangkat tema ketahanan pangan, pengajian milad menghadirkan Ketua Divisi Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Sumatera Barat, Prof Dr Hj Irta Sulastri, M.Si. Dalam materinya, Prof Irta menekankan pentingnya penguatan desa melalui pendekatan Qoryah Thayyibah sebagai model pembangunan berbasis nilai Islam yang holistik.

“Ketahanan pangan bukan sekadar ketersediaan bahan pangan, tapi menyangkut partisipasi perempuan, ekonomi keluarga, dan nilai-nilai spiritual. Qoryah Thayyibah adalah jawaban Aisyiyah atas tantangan zaman,” ujar Prof Irta.

Ia juga menggarisbawahi keberhasilan sejumlah desa binaan Aisyiyah yang menunjukkan peningkatan ekonomi, kemandirian perempuan, dan solidaritas sosial.

Namun, ia tidak menutup mata terhadap sejumlah tantangan, seperti rendahnya komitmen jangka panjang dan lemahnya sinergi lintas sektor. Menurutnya, perlu kerja sama lebih luas antara Aisyiyah dengan pemerintah dan berbagai elemen masyarakat agar gerakan pemberdayaan desa bisa berkelanjutan.

Sementara itu, Dra Hj Mulyati Jabir, S.Pd, selaku Bendahara Majelis Tabligh dan Ketarjihan PWA Sumbar, menambahkan bahwa ketahanan pangan merupakan isu yang tidak bisa dilepaskan dari peran perempuan dan keluarga.

“Perempuan Aisyiyah itu bukan hanya pengelola dapur, tapi pengelola peradaban. Lewat program-program pemberdayaan, kita dorong agar keluarga-keluarga muslim mandiri pangan, mulai dari menanam, mengolah, hingga berbagi. Ini jihad kemanusiaan dalam bentuk yang paling nyata,” ujar Mulyati.

Ia juga mengajak seluruh anggota Aisyiyah untuk menjadikan Milad ke-108 ini sebagai tonggak memperkuat komitmen spiritual dan sosial. “Bukan saatnya kita diam. Kita harus bergerak, menyapa yang lapar, memberdayakan yang lemah, dan menjadi cahaya di tengah gelapnya zaman,” tegasnya.

Ketua PDA Kota Padang, Hj Erliwatty Asli, dalam sambutannya menegaskan bahwa Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Islam terbesar di Indonesia telah memainkan peran penting dalam membangun kehidupan masyarakat sejak awal abad ke-20.

“Aisyiyah didirikan oleh Nyai Ahmad Dahlan pada 1917 sebagai pelopor gerakan perempuan Islam yang menekankan pentingnya pendidikan, keadilan gender, pemberdayaan perempuan, dan pelayanan sosial. Nama ‘Aisyiyah’ sendiri diambil dari Sayyidah Aisyah r.a., istri Rasulullah SAW, yang dikenal karena kecerdasannya dan keberaniannya,” ujarnya.

Ia memaparkan, selama lebih dari satu abad, Aisyiyah telah membangun amal usaha di berbagai bidang, mulai dari pendidikan (TK ABA hingga universitas), kesehatan (rumah sakit dan klinik), sosial (panti asuhan, panti jompo), hingga ekonomi (koperasi dan usaha produktif perempuan).

“Aisyiyah bukan sekadar organisasi sosial keagamaan, melainkan kekuatan strategis umat. Di era digital ini, Aisyiyah juga terus adaptif dalam menjawab tantangan zaman dengan memanfaatkan teknologi demi penyebaran nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan,” kata Erliwatty.

Ia menegaskan bahwa Milad ke-108 harus menjadi momentum memperbarui semangat perjuangan dalam membangun masyarakat yang lebih adil, beradab, dan sejahtera. “Masih banyak perempuan belum mendapatkan keadilan, masih banyak anak belum mengakses pendidikan, dan masih banyak yang membutuhkan bantuan kesehatan. Inilah panggilan kemanusiaan kita bersama,” tegasnya.

Acara milad juga menjadi wadah konsolidasi organisasi untuk memperkuat kebersamaan antar PCA se-Kota Padang. “Kami berharap seluruh anggota Aisyiyah memahami makna peringatan ini dan tetap kompak dalam menjalankan agenda bulanan ke depan,” pungkasnya.

Related posts