MINANGKABAUNEWS.COM, HIKMAH – Iroh masih terpaku melihat jenazah yang terbujur kaku tertutup kain batik coklat itu. Wajahnya sembab dan sesekali meneteskan air mata.
Jenazah di depannya bukanlah siapa-siapa, ia hanyalah seorang berhati mulia yang sering menolongnya.
“Ummi, boleh ngga saya pinjam uang, saya ngga punya uang sama sekali untuk makan anak-anak,” ujar Iroh memelas pada Ummi Azizah, tetangga dekat yang rasa saudaranya itu.
“Oh, berapa Iroh? Tenang aja Iroh, in syaa Allah ada,” Ummi Azizah buru-buru masuk ke dalam untuk mengambil uang. Diberikannya uang tiga ratus ribu pada wanita muda itu.
“Ya Allah Ummi, ini terlalu banyak. Saya cuma mau pinjam seratus lima puluh ribu, saya ngga punya uang untuk mengembalikan kalau banyak-banyak Ummi,” suara wanita itu parau.
“Sudah ambil saja, Roh. Ngga usah ngembaliin. Pakai saja buat keperluan anak-anak, ya,” ujar Ummi Azizah dengan sorot matanya yang memancarkan ketenangan.
Iroh dengan tiga anak yang masih kecil harus mencari nafkah sendiri karena suaminya yang telah tiada, wafat karena sakit yang diderita.
Ummi Azizah adalah orang yang biasa diminta tolong olehnya. Tidak ada tetangga yang mau berbaik hati untuk meminjamkannya. Mungkin banyak tetangga yang khawatir Iroh tidak bisa membayar hutangnya.
Riuhnya para pelayat membuyarkan lamunan Iroh. Pelayat yang datang seakan tidak ada hentinya memenuhi ruangan dan pekarangan rumah. Terdengar suara Bu Neni, penjual sembako berbisik pada Bu Inah.
“Bu Inah, ibu tau, utang ibu berkurang terus karena dibayari sama almarhumah. Tapi almarhumah gak boleh ngasih tau, kalau utang ibu dibayarin sama dia,” bisik bu Neni.
“Bu Neni, kenapa ngga bilang, Bu. Saya bingung siapa yang sudah bayari hutang saya selama ini. Ya Allah Ummi Azizah terima kasih ya, Ummi,” tangis Bu Inah pecah.
Iroh yang mendengar percakapan mereka berdua, semakin terisak.
Ummi…sungguh mulia hatimu Ummi. Sekarang sudah tidak ada lagi orang yang mau menolongku. Astaghfirullah…aku gak boleh punya pikiran seperti itu. Ada Allah yang akan selalu menolong hidupku. Rintih Rini dalam hati.
Kebaikan-kebaikan Ummi Azizah masih terlintas di benaknya. Sungguh kebaikan yang tak pernah bisa dilupakan bagi Iroh.
Ummi, saya bersaksi di hadapan Allah kelak, bahwa Ummi orang yang baik. Semoga Ummi di tempatkan di tempat terbaik di sisi-Nya.
Keranda sudah disiapkan. Jenazah orang berhati mulia itu kemudian dibawa oleh para pengusung ke mobil menuju Tempat Pemakaman Umum terdekat.
Semua pelayat bersedih, teriring doa terbaik untuknya. Kebaikannya terpatri dalam jiwa oleh semua orang yang dikenalnya.
Awan mendung ikut mengiringi jenazah wanita itu. Seakan ikut bersedih melepas kepergian wanita mulia itu. Sementara jenazah tersenyum dengan wajah bercahaya penuh ketenangan menuju Sang Ilahi.