MINANGKABAUNEWS.com, AGAM – Sebuah terobosan pertanian di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, berhasil memangkas biaya produksi hingga 40% sekaligus meningkatkan hasil panen lebih dari 20%. Inovasi yang dijuluki Sawah Pokok Murah (SPM) ini digadang-gadang layak jadi contoh nasional.
Mantan Ketua DPD RI Irman Gusman tak menyembunyikan kekagumannya. “Luar biasa. Sawah Pokok Murah bukan hanya menekan biaya, tetapi juga meningkatkan hasil panen dan menjaga kelestarian alam,” puji Irman dalam kunjungan resesnya, Kamis (23/10/2025).
Program andalan Bupati Agam Benni Warlis ini menggabungkan tiga metode: Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT), System of Rice Intensification (SRI), dan pola tanam Jajar Legowo. Praktik pembajakan dan pembakaran jerami yang boros biaya dan merusak tanah pun ditinggalkan.
Hasilnya nyata. Data Dinas Pertanian Agam mencatat, dari 139 lokasi panen, 88,89% menunjukkan hasil lebih tinggi. Di musim kemarau sekalipun, petani SPM masih bisa panen, sementara sawah lain gagal tanam.
“SPM membuktikan inovasi lokal bisa jadi solusi nasional. Pemerintah pusat harus menjadikannya model,” tegas Irman.
Di sektor lain, Pemkab Agam juga menggenjot Program Manajemen Berbasis Gizi (MBG). Dari 37 dapur rencana, 10 telah beroperasi. Satu dapur dihentikan sementara pasca insiden keracunan yang menjangkiti 110 siswa.
“Ini bentuk tanggung jawab kami. Keselamatan masyarakat prioritas utama,” tegas Benni.
Untuk memperkuat ketahanan pangan, Pemkab Agam membangun integrasi pertanian, peternakan, dan perikanan melalui Koperasi Kopdar Merah Putih. Sinergi ini diyakini akan mengukuhkan Agam sebagai pelopor pertanian efisien dan ramah lingkungan di Indonesia.






