Modus Pecah Kaca Kembali Terjadi di Batusangkar, Tas Berisi Dokumen Penting Raib

  • Whatsapp

Batusangkar, Minangkabaunews.com – Aksi pencurian dengan modus pecah kaca mobil kembali menghantui warga Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Kali ini, peristiwa terjadi di sekitar Jalan Putri Bungsu, Jorong Kubu Raja Nagan, Kecamatan Lima Kaum, tepatnya di sekitar Pabrik AMIA Kiambang, pada Rabu (15/05/2025) sekitar pukul 16.45 WIB.

 

Korban berinisial AB (55), warga Padang Panjang, kehilangan satu unit tas merek Everber milik istrinya yang berisi sejumlah kartu ATM, kartu kredit, dan berbagai dokumen penting lainnya. Menurut pengakuannya, kejadian berlangsung cepat dan tanpa suara alarm dari mobil yang diparkir di seberang rumah duka.

 

“Kami hari itu dalam suasana duka karena adik ipar kami meninggal dunia pagi harinya. Ketika hendak mengambil mobil sekitar pukul 17.00 WIB, istri saya mendapati kaca sebelah kanan bagian belakang mobil telah pecah dan tasnya sudah tidak ada lagi,” ungkap AB kepada wartawan.

 

Sebelumnya, sekitar pukul 16.45 WIB, anak korban masih sempat mengambil mukena dari dalam mobil dan tidak melihat adanya kerusakan pada kaca mobil, menandakan aksi pelaku berlangsung sangat singkat dan cepat.

 

Korban telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Tanah Datar dengan nomor laporan STTLP/B/40/V2025/SPKT/Polres Tanah Datar/Polda Sumbar.

 

Menanggapi hal ini, Kasat Reskrim Polres Tanah Datar, AKP Surya Wahyudi, SH, MH, membenarkan adanya laporan pencurian tersebut. “Benar telah terjadi pencurian dengan pemberatan. Tim Opsnal kami langsung turun ke TKP untuk melakukan pemeriksaan, termasuk mengumpulkan bukti seperti sidik jari yang tertinggal di mobil korban. Penyidikan masih kami lanjutkan,” tegasnya.

 

Desakan untuk Tingkatkan Sistem Keamanan Kota

 

Peristiwa ini kembali memunculkan kekhawatiran akan lemahnya sistem pengawasan di wilayah perkotaan Tanah Datar. Praktisi hukum yang juga menjabat sebagai Divisi Hukum PWI Sumbar, Romi Martianus, SH, C.Med, menilai kejadian tersebut sebagai sinyal bagi pemerintah daerah agar mulai menerapkan sistem keamanan berbasis teknologi.

 

“Pemda Tanah Datar perlu segera mengembangkan sistem pengawasan tidak langsung, seperti pemasangan CCTV di pusat kota, pintu masuk kota, serta kawasan wisata yang ramai pengunjung,” ujarnya.

 

Romi menjelaskan bahwa di berbagai daerah di Indonesia, penggunaan CCTV telah terbukti menurunkan tingkat kejahatan hingga 50 persen. Selain berfungsi sebagai alat pencegah, CCTV juga menjadi sarana pemantauan real-time dan memberikan respons cepat terhadap situasi mencurigakan atau darurat.

 

“Bahkan, teknologi terbaru seperti analisis video berbasis AI sudah mampu mendeteksi gerakan mencurigakan dan langsung mengirimkan notifikasi kepada petugas keamanan. Ini adalah bagian dari sistem pengamanan modern yang seharusnya mulai diterapkan di Tanah Datar sebagai salah satu kota tujuan wisata,” tambahnya.

 

Ia menekankan, rekaman CCTV juga berperan penting dalam proses penyidikan sebagai bukti visual yang kuat dan membantu aparat kepolisian dalam mengidentifikasi pelaku maupun menyusun kronologi kejadian.

 

Dengan meningkatnya kasus kejahatan seperti modus pecah kaca mobil ini, masyarakat berharap agar pemerintah dan aparat keamanan setempat dapat mempercepat langkah dalam menciptakan sistem keamanan yang adaptif dan berbasis teknologi di Kota Batusangkar dan sekitarnya.

Related posts