Musywil Muhammadiyah ‘Aisyiyah Sumbar ke-42 yang Mengembirakan, Muhammadiyah Milik Ummat

  • Whatsapp

Oleh: Rahmat Ilahi, SH, Wakil Sekretaris MPI PWM Sumbar

Persyarikatan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Sumbar akan menggelar muswil yang ke-42 di UM Sumbar pada 24-25 Desember 2022. Permusyawaratan tertinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah ini sedianya dilaksanakan pada 2020, tetapi ditunda karena pandemi.

Read More

Bagi saya secara pribadi, ber Muhammadiyah adalah; Pertama, pengabdian sekaligus hadir membawa pikiran yang mencerahkan dan memajukan kehidupan. Karena itu rata rata dari periode ke periode yang memimpin Muhammadiyah adalah para pengajar (guru besar, dosen, guru, muballigh). Jika ada di luar profesi itu, prosentasenya sangat kecil; misalnya berlatar belakang wartawan, dokter dan pengusaha.

Kedua, jika dalam aturan muswil tidak mencantumkan pembatasan seseorang memimpin, maka nama nama yang sering muncul dari periode ke periode memangku amanat muswil, berhak dan diperbolehkan untuk diajukan sebagai calon dan punya hak untuk dipilih. Jadi pembicaraan tentang lamanya memimpin, bukan topik yang menarik dibahas.

Ketiga, Muhammadiyah bukan bergantung pada orang per orang, akan tetapi pada sistem yang diciptakan oleh Muswil. Misalnya muswil bukan saja membahas pergantian kepemimpinan, tetapi membahas tentang rancangan organisasi dan perjalanan Muhammadiyah Sumbar dalam masa satu periode kepemimpinan ke depan.

Hal ini tercermin dari sidang sidang komisi yang diikuti oleh para peserta Muswil yang hadir; bukan saja dari PWM, tetapi para utusan dari berbagai daerah, cabang, ranting bahkan organisasi otonom tingkat wilayah. Ada komisi organisasi yang membahas tentang struktur dan bagan organisasi. Wal hasil, pada sidang komisi ini membahas tentang jumlah pimpinan beserta majelis dan lembaga yang dibutuhkan.

Ada komisi program kerja. Pada komisi ini membahas tentang hal hal pokok yang akan dijalankan oleh pimpinan, majelis dan lembaga dalam satu masa periode kepemimpinan. Ada komisi rekomendasi yang membahas usulan, masukan atau kritikan yang membangun baik dalam urusan Muhammadiyah. Maupun urusan di luar muhammadiyah; misalnya pemerintahan, kemanusiaan dan lingkungan hidup.

Bahkan jika dibutuhkan pada Muswil ada komisi tambahan selain tiga hal pokok yang biasa dibahas. Atas usul dan saran para peserta Muswil, misalnya urusan bersifat sangat penting dan mendesak dan perlu ada komisi khusus.

Secara pribadi saya berpandangan; komposisi kepemimpinan Muhammadiyah pada Muswil harus merepresentasi kepemimpinan dengan latar belakang; kampus, muballigh, pengusaha, ahli keuangan, wartawan, dokter, aktifis lingkungan, aktifis pemberdayaan sosial, ahli IT dan pakar di bidang artificial intelegensi, pegiat media sosial.

Dengan latar belakang kepemimpinan wilayah yang seperti saya sampaikan, menggambarkan tantangan dan kerja riel yang dihadapi wilayah saat ini dan kedepan. Dengan segala tantangan yang dihadapi kedepannya, menurut saya topiknya harus agak maju bukan lagi bicara AMM.

Sepanjang dia kader yang bersumber dari AMM atau para profesional yang bekerja di AUM. Serta putra putra terbaik yang terlahir dari para orang tua berlatar belakang aktifis atau bahkan punya sejarah orang tuanya pernah memimpin Muhammadiyah namun dirinya memilih menempah diri di luar AMM sebab nyantri diluar pesantren AUM atau menjadi aktifis mahasiswa di luar IMM.

Muhammadiyah Sumbar butuh kepemimpinan yang kuat dan solutif atas masalah dan tantangan yang dihadapi. Membutuhkan berbagai unsur yang merepresentasikan menyelesaikan tantangan yang ada. Jangan dibawa diskusi Muswil pada ranah kader bukan kader, kader tulen dan tidak. Bawalah diskusi yang agak luas dan kesampingkan sikap ananiyah, seolah Muhammadiyah hanya milik AMM.

Sadarilah bahwa Muhammadiyah milik ummat, asset bangsa bahkan milik dunia. Peran Muhammadiyah sudah melewati masa masa asobiyah, yang hanya melayani anggotanya. Tetapi peran Muhammadiyah melayani ummat dan kemanusiaan. Dan Muhammadiyah bisa kuat jika saling bergandengan tangan, sinergi dan kolaborasi antar generasi (tua muda), AMM, para profesional, para ahli dan aktifis di bidangnya masing masing

Akhirnya, permusyawaratan akbar ini akan menghasilkan keputusan dan rumusan resmi persyarikatan yang membawa kepada pencerahan dan kemajuan bagi umat. Sejak didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan, memajukan dan menggembirakan adalah karakter khas Muhammadiyah. Selamat bermuswil Muhammadiyah dan Aisyiyah Sumbar ke-42 dengan gembira. Semoga lancar, berkah, dan senantiasa mencerahkan. Muhammadiyah dan Aisyiyah Sumbar, dari Islam untuk ummat.
Wallahu ‘alam

Related posts