MINANGKABAUNEWS, AGAM — Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menempatkan Provinsi Sumatera Barat mengalami kenaikan sebesar 1,9 persen.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat Fatmawati mengatakan, Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 pada bulan januari lalu berada prevalensi stanting di sumbar di angka 25,2 persen.
“Pada tahun 2021 prevalansi staunting di sumbar diangka 23,3 persen. Namun tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 25,2 persen,” ujarnya saat rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPSP) di Aula BAPEDDA Agam, Kamis, (17/3/2023).
Dikatakannya, sumbar mengalami kenaikan 1,9 persen dan begitu juga dengan Kabupaten Agam, Prevalensi stunting naik sebesar 5,5 persen dari 19,1 menjadi 24,6 pada tahun 2022.
Dengan demikian, hal ini menjadi pokok penting bersama untuk diselesaikan sehingga bisa menyiapkan generasi emas bangsa.
“Kami mengapresiasi Kabupaten Agam, yang bekerja keras untuk menurunkan angka stunting meskipun masih mengalami kenaikan,” katanya lagi.
Menurutnya capaian angka prevalensi stunting Sumatera Barat masih di atas nasional sebesar 21,6 persen dari target yang di tetapkan Presiden RI yaitunya 14 persen pada tahun 2024.
“Kita berharap pada tahun 2024 ini target nasional bisa tercapai,” ulasnya.
Sementara itu Kepala TPPS sekaligus Wakil Bupati Agam, Irwan Fikri menerangkan, kondisi tingginya angka prevalensi stunting cukup memprihatinkan di Kabupaten Agam, terlebih lagi posisi saat ini merupakan 3 tertinggi setelah Solok Selatan dan Pasaman.
“Kita mencoba membangun sinergisitas dengan berbagai pihak baik dan instansi vertikal serta pihak-pihak yang akan ikut berpartisipasi,” katanya.
Untuk upaya penekanan jumlah stunting ini pihaknya juga akan memaksimalkan penggunaan Aplikasi Elektronik Siap Menikah Siap Hamil, (ELSIMIL), aplikasi ini nantinya akan membantu mempersiapkan calon ayah dan ibu agar anak yang dilahirkan nanti bisa terselamatkan dari persoalan stunting.
“Pada tahun 2022, aplikasi ELSIMIL ini baru bisa mencover 30 persen dari pasangan pengantin, dengan berbagai persoalan yang di hadapi dengan adanya rapat koordinasi yang kita lakukan hari ini setidak-tidaknya bisa menyentuh angka 99 persen. seluruh catin bisa terdampingi,,” katanya lagi.
Pihaknya berharap kedepannya tidak ada kasus-kasus stunting baru di Kabupaten Agam, semuanya bisa ditekan jika seluruh pihak bersinergi.
“Kita berharap kasus stunting di Kabupaten Agam bisa ditekan,” tutupnya.






