MINANGKABAUNEWS.COM, MENTAWAI – Ratapan tangis petani khususnya pinang tampaknya semakin menjadi. Pasalnya harga buah Pinang kering saat ini khususnya di Kabupaten Kabupaten Kepulauan Mentawai berkisar Rp. 2000 – Rp 3000 per kilogramnya di tempat pembeli di pasaran Tuapeijat.
Diketahui sebelumnya, harga Pinang dalam beberapa bulan sejak 2022 harganya masih bertahan Rp. 3000 per kilogram. Dan hingga bulan April tahun 2023 saat ini, harga komoditi itu masih sangat merosot sangat jauh, turun hingga 90 persen dari harga buah pinang sebelumnya. Yang berkisar Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per tahun 2021.
Dengan harga yang seperti itu, pastinya petani kembali tak bergairah melakukan panen dan untuk mengolah buah pinang tak lagi menjadi fokus.
Diketahui saat ini Mentawai sedang jor-joran menanam pinang hingga pelosok Mentawai fokus kebibit pinang. Namun petani seperti dibuat bingung.
Disebabkan ketika mulai menanam harga turun dan tak kunjung naik harga. Kondisi harga yang seperti ini sangat melemahkan kondisi parah petani untuk menanam lebih banyak, ujar Lisman petani Pinang di Mentawai.
Hal ini juga dikeluhkan, salah satu pengusaha atau pembeli buah pinang di Tuapeijat, Barutu menyebutkan, buah pinang saat ini memang sedang mengalami turun harga, harga saat ini mencapai Rp 2000 hingga Rp.3000 perkilogram. Dan itupun tergantung kualitas buah pinang yang dijual oleh petani.
“Kita tidak tau, kapan harga Pinang ini naik, semoga ada kenaikan harga sehingga petani Pinang kembali bersemangat”, ujar Barutu, Senin (03/04/2023).
Namun dalam kondisi seperti, Pengusaha Pinang Barutu juga tetap menghimbau agar petani tidak menyerah. Dan tetap menanam pinang, karena harganya tidak hanya seperti itu terus-menerus. Suatu waktu harganya pasti akan naik.
“Memang sudah beberapa bulan ini, sejak April 2022, harga Pinang turun drastis. Namun petani jangan menyerah dalam kondisi ini, tetaplah menanam. Karena harga Komoditi seperti Pinang bisa sewaktu waktu bisa naik, ujar Barutu.
Diketahui, sejumlah petani pinang yang ada dibeberapa daerah di Kabupaten Kepulauan Mentawai, kini hanya bertahan tidak menjual stok pinang yang dikumpulkan.
Namun terkadang dengan ekonomi yang sulit saat ini, memaksa petani buah pinang untuk tetap menjual, walaupun harganya sangat tergolong murah. (Tirman)






