KemenPPPA Koordinasi untuk Pantau Kondisi Anak yang Dibawa ke Kantor Polisi

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, JAKARTA – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) sedang bekerja sama dengan pihak daerah untuk memantau perkembangan seorang anak laki-laki yang dibawa ibunya ke kantor polisi di Gorontalo.

“Kami telah meminta tim dari pemerintah daerah, khususnya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), untuk memberikan bantuan dalam menangani kasus ini,” ujar Nahar, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, dalam wawancara telepon di Jakarta pada hari Rabu.

Read More

Nahar menjelaskan bahwa Dinas PPPA Gorontalo telah diminta untuk melakukan asesmen terhadap anak dan orang tuanya agar dapat menentukan langkah penanganan lebih lanjut.

“Kami perlu memeriksa lebih dalam masalah yang dialami anak ini melalui asesmen profesional, untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya, apakah ada faktor psikologis atau keterbatasan tertentu pada anak atau orang tuanya. Dengan begitu, kami dapat merumuskan langkah-langkah yang sesuai untuk menangani anak ini,” tambah Nahar.

KemenPPPA menegaskan bahwa pola asuh yang menggunakan ancaman sangat tidak dianjurkan, karena dapat berdampak buruk bagi perkembangan emosional anak.

“Ancaman atau ketakutan yang diberikan pada anak justru bisa membebani psikologis mereka dan berpotensi menyebabkan kekerasan,” ujar Nahar.

Selain itu, perilaku anak mungkin hanya akan bersifat sementara, seperti menghindari tindakan buruk untuk menghindari ancaman, tanpa memahami nilai dari perilaku yang benar.

“Anak yang sering diancam akan kesulitan dalam menyelesaikan masalah secara konstruktif,” tambahnya.

Sebaliknya, anak harus diajari cara-cara positif untuk menghadapi konsekuensi dari perbuatan mereka serta membangun kemampuan untuk mengatur diri sendiri.

Sebelumnya, di media sosial beredar video yang menunjukkan seorang ibu di Gorontalo yang membawa anak laki-lakinya, berinisial ST (18), ke kantor polisi. Sang ibu melakukan hal tersebut karena anaknya sulit diatur dan sering membangkang. Anak tersebut terlihat menangis histeris dan meminta maaf kepada ibunya.

Related posts