MINANGKABAUNEWS.COM, JEMBER – Kegiatan ritual di Pantai Payangan, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, dilaporkan telah menelan korban jiwa pada Minggu, 13 Februari 2022 kemarin. Tercatat sebanyak 11 orang meninggal dunia dikarenakan terseret arus laut pada acara ritual di pantai itu.
Ada 23 orang yang mengikuti ritual tersebut dan 13 lainnya ditemukan dalam kondisi selamat dan ada juga yang mendapatkan perawatan medis.
Lebih lengkapnya, simak fakta-fakta ritual Pantai Payangan, Jember yang berakhir maut dirangkum oleh Suara.com –jaringan Minangkabaunews.com, Jumat (14/2).
Kronologi kejadian dimulai pada saat rombongan yang berjumlah 24 orang berangkat dari Desa Dukuhmencek, Sukorambi, Jember dan kemudian tiba di Pantai Payangan pada pukul 23.00 WIB. Mereka melakukan doa dan bermeditasi pada pukul 00.00 WIB.
Setelah itu mereka lalu menuju ke laut yang dimulai dengan tabur bunga dan membentuk dua barisan yang saling bergandengan tangan. Namun sekitar pukul 01.00 WIB, tiba-tiba ombak besar menghantam mereka hingga menewaskan 11 orang.
Petugas Pantai Payangan sudah memperingatkan kepada rombongan warga untuk tidak melakukan aktivitas atau kegiatan di sekitaran pantai dikarenakan ombak sedang tinggi. Meski begitu, rombongan tersebut masih tetap melanjutkan ritual di pesisir pantai.
Salah satu korban selamat dari kegiatan ritual yang memakan korban tersebut adalah guru spiritual kelompok bernama Nur Hasan (35). Ia merupakan warga Desa Dukuhmencek, Sukorambi, Jember.
Kepolisian memastikan akan langsung memeriksa Nur Hasan terkait kegiatan ritual tersebut usai kondisinya stabil. Salah satu dari 11 korban meninggal dunia adalah seorang anggota polisi dari Kabupaten Bondowoso yang bernama Bripda Febriyan Duwi.
Kepergiannya meninggalkan istri yang baru ia nikahi satu tahun yang lalu. Tak hanya itu, ada sepasang suami istri yang turut menjadi korban tewas.
Kepergian mereka untuk selama-lamanya meninggalkan lima orang anak berusia 15 tahun, 12 tahun, 10 tahun, 5 tahun dan yang terakhir masih berusia 3 tahun.
Ritual yang dilaksanakan di Pantai Payangan yang berujung maut tersebut bertujuan untuk menenangkan diri.
“Kelompok ini datang dalam rangka ritual dalam rangka menenangkan diri,” kata Kapolsek Ambulu AKP Makruf.