MINANGKABAUNEWS.com, JAKARTA – Israel telah memberlakukan pengepungan total di Jalur Gaza dengan memutus pasokan air, makanan, listrik dan pasokan penting lainnya. Langkah ini diambil setelah serangan besar-besaran oleh pasukan Hamas Palestina pada 7 Oktober lalu.
Para menteri luar negeri negara-negara Arab pun mengecam pengepungan Israel atas Gaza. Mereka menuntut agar bantuan segera diizinkan memasuki wilayah kantong yang diblokade oleh Yerusalem tersebut.
Dilansir AFP, bertemu di markas besar Liga Arab di Kairo, para menteri luar negeri Arab membahas perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas dan menuntut Israel menghentikan pengepungannya terhadap Gaza.
Mereka juga menyerukan pengiriman makanan, bahan bakar dan bantuan kemanusiaan “segera” ke wilayah pesisir yang miskin dan padat penduduknya.
Para menteri luar negeri negara-negara Arab juga mendesak Israel untuk mempertimbangkan kembali “keputusan tidak adilnya dalam memutus pasokan listrik dan air ke Gaza”.
Pengeboman tanpa henti di Gaza oleh Israel dilakukan sebagai pembalasan atas serangan brutal terhadap komunitas Israel di seberang perbatasan telah membuat wilayah kecil itu hancur berkeping-keping.
Serangan udara telah menghantam bangunan tempat tinggal, masjid, pabrik dan toko. Persediaan medis, termasuk oksigen, semakin menipis di rumah sakit Al-Shifa di Gaza yang kewalahan.
Adapun Gaza adalah salah satu tempat terpadat di dunia, dengan 2,3 juta orang tinggal di wilayah seluas 362 kilometer persegi.
Wilayah ini berada di bawah blokade Israel sejak 2007 ketika Hamas mengambil alih wilayah tersebut dari gerakan sekuler Fatah yang dipimpin Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Satu-satunya pintu masuk ke Gaza yang tidak dikuasai Israel adalah Rafah di perbatasan Mesir. Adapun Rafah telah dibombardir oleh Israel tiga kali minggu iniini.