MINANGKABAUNEWS.com, PADANG — Ketum MUI Sumbar, Buya Dr. Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa merasa gelisah ada sebagian kalangan tertentu yang berusaha membentur-benturkan antara Pancasila dengan implementasi umat Islam dalam menerapkan petunjuk agamanya secara utuh padahal keduanya sejalan.
“Tidak relevan menghadapkan Pancasila dengan agama,” kata Buya Gusrizal dalam pertemuan bersama MPU Kabupaten Aceh Selatan, belum lama ini.
Menurut dia, saya gelisah ada yang menghadapkan pancasila dengan agama padahal jelas Pancasila yang menjadi kesepakatan bersama para pendiri bangsa juga mengandung konsep ketuhanan yang Maha Esa yang ditegaskan dalam Undang-undang. Dimana cara bertuhan tidak akan ditemukan dalam Pancasila melainkan dalam agama. “Terkadang ada orang yang bersuara keras terhadap penerapan syariat Islam kerap oleh sebagian orang dituding anti NKRI, anti kebhinekaan dan radikal, itu yang saya risaukan,” ujar Buya.
“Bagi kami Pancasila diimplementasikan melalui kepatuhan umat Islam dalam menjalankan petunjuk agamanya secara utuh yang difasilitasi oleh pemerintah,” kata Buya Gusrizal.
Dirinya juga menyampaikan terkait dengan Daerah Istimewa Minangkabau sebagai implementasi ABS-SBK, di mana MUI Sumbar juga tidak akan bergeser dari semangat tersebut.
“Jika membaca lagi sejarah, Pancasila merupakan kesepakatan dari para pendiri bangsa, termasuk para ulama dan umara. Saya katakan konsep ketuhanan ada dalam pancasila yang ditegaskan UUD tetapi cara menyembah tuhan ada dalam agama, artinya antara agama tidak bisa dihadapkan dengan pancasila,” tegas Buya.
Terakhir Buya menyampaikan Ada atau tidak daerah istimewa sudah menjadi kewajiban pemerintah dalam memfasilitasi umat dalam menjalankan agamanya secara utuh, cuman ada yang menjadi duri dalam daging ketika tumbuhnya kesadaran umat Islam dalam menjalankan agamanya kerap dianggap oleh sebagian orang ancaman kebersamaan dalam bernegara.