MINANGKABAUNEWS.com, JAKARTA – Kepulauan Mentawai berpotensi gempa dan tsunami. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan analisis soal poitensi tersebut.
Kepulauan Mentawai, khususnya Pulau Siberut, menjadi daerah dengan kondisi morfologi rawan gempa Bumi. Sementara itu Kabupaten Kepualauan Mentawai juga berpotensi gempa dan tsunami dengan tinggi lebih dari 8 meter.
“Menurut data Badan Geologi pantai di Kabupaten Kepulauan Mentawai tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai sekitar 1,96 m hingga 8,36 m,” tulis analisis Badan Geologi Kementerian ESDM, dikutip Minggu (30/4/2023).
Di Pulau Siberut sendiri didominasi oleh perbukitan bergelombang. Ini membuatnya menjadi terjal, lebah, dan dataran pantai. Di sana tersusun atas tanah keras (kelas C) yang dominan dan sebagian tanah sedang (kelas D) serta tanah lunak (kelas E), khususnya daerah pantai.
Sementara untuk batuannya, berumur Pra-Tersier yakni metamorf dan meta sedimen. Sedangkan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan endapan kuarter yang terdiri dari endapan aluvial pantai dan sungai. Sedangkan sebagian Pra-Tersier dan Tersier mengalami pelapukan.
Morofologi perbukitannya tersusun atas batuan yang mengalami pelapukan. Ini berpotensi terjadi gerakan tanah yang dipicu guncangan gempa kuat dan curah hujan tinggi.
“Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi,” ungkap analisis Badan Geologi