Menag Yaqut Bandingkan Aturan Sepiker Masjid dengan Gonggongan Anjing, Inilah Respon Menohok Ketum MUI Sumbar Buya Doktor Gusrizal Gazahar

  • Whatsapp
Ketum MUI Sumbar Buya Doktor Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa dan Menag Yaqut (Foto: Dok. Istimewa)

MINANGKABAUNEWS.COM, PADANG — Ketum MUI Sumbar Buya Doktor Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa angkat suara terhadap Surat Edaran (SE) Menteri Agama tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

Buya Doktor Gusrizal Gazahar, mengatakan Menag sering sekali membuat masalah. Alih-alih mengurus umat beragama agar bisa nyaman menjalankan agama, malah membuat gaduh. Lanjutnya, Surat Edaran menteri ini kalau ditinjau dari sisi substansi, urgensi, kondisi wilayah dan dampak implementasi menunjukkan kebijakan yang sembrono tanpa komunikasi dan koordinasi.

Read More

Hal ini diperparah lagi dengan pernyataan-pernyataan yang tidak berdasarkan ilmu serta kurang beretika. Analogi dengan mengunakan “suara anjing” bisa dilihat sebagai suatu “kebodohan beranalogi” dan juga bisa dinilai sebagai “kejahilan dalam beragama” bahkan bisa dipandang sebagai petunjuk “rendahnya nilai agama di mata sang menteri”.
“Apa pun alasannya, bila statemen menteri yang demikian itu tidak diluruskan, akan menjadi pembuka pintu pelecehan yang semakin berani terhadap agama terutama Islam,” tutur Buya Gusrizal.

“Saya pribadi melihat bahwa yakut ini sudah tidak pantas lagi menyandang jabatan tersebut. Karena sudah terlalu sering umat Islam dilukainya,” tutur Buya Gusrizal.

Sebelumnya, Yaqut saat diwawancara media di Pekanbaru Riau sempat meminta agar volume suara Toa masjid dan musala diatur maksimal 100 dB (desibel). Selain itu, waktu penggunaan disesuaikan di setiap waktu sebelum azan.
Menag Jelaskan Edaran Sepiker Masjid demi Keharmonisan Masyarakat, Hal itu dia sampaikan merespons edaran yang dikeluarkannya mengatur penggunaan toa di masjid dan musala.

Namun, Ia kemudian mencontohkan suara-suara lain yang dapat menimbulkan gangguan. Salah satunya suara gonggongan anjing.

“Yang paling sederhana lagi, kalau kita hidup dalam satu kompleks, misalnya. Kiri, kanan, depan belakang pelihara anjing semua. Misalnya menggonggong dalam waktu bersamaan, kita ini terganggu nggak? Artinya apa? Suara-suara ini, apa pun suara itu, harus kita atur supaya tidak jadi gangguan. Speakerdi musala-masjid silakan dipakai, tetapi tolong diatur agar tidak ada terganggu,” tutup Yaqut.

Related posts