Tradisi Babako di Minangkabau

  • Whatsapp
babako
Pernikahan adat Minangkabau (Foto: Dok. Istimewa)

Oleh: Tessa Rahma Putri

Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa yang menganut sistem matrelineal. Kata matrelineal dapat di artikan sebagai struktur masyarakat yang diatur menurut garis keturunan ibu. Prinsip matrelineal berlaku umum dan alami secara adat istiadat di minangkabau. Secara alami anak lebih dekat dengan ibunya dibandingkan dengan ayah. Meskipun demikiaan ada beberapa upacara adat yang dapat menjalinkan kedekatan dengan keluarga ayah.

Setelah adanya waktu yang pasti terkait akan dilaksanakannya pesta pernikahan, bako akan mempersiapkan segala hal untuk anak pisang nya (pria/wanita). Sehari sebelum hari pernikahan, bako akan menjemput anak pisang untuk dibawa ke rumah bako. Perayaan penjemputan bako itu merupakan rangkaian dari pesta pernikahan yang akan dilangsungkan.

Dengan telah dijemputnya si anak pisang yang akan menikah itu, maka di rumah bako lah, pakaian marapulai/anak nya dipakai, baik itu mempelai pria atau wanita. Usai pakaian mempelai dipasang, anak pisang pun di antar kembali ke rumah ibunya. Proses ini menunjukan, bahwa bako yang merupakan pihak keluarga dari si ayah, telah mempersilakan anak pisang nya untuk menikah dengan pasangan hidupnya.

Ketika upacara pernikahan maka keluarga dari ayah memiliki peran penting dalam acara upacara tersebut. Yang mana pihak ayah tersebut dikenal dengan istilah “BAKO” Bako adalah seluruh keluarga dari pihak ayah mempelai baik dari mempelai perempuan maupun mempelai laki-laki yang keduanya mempunyai bako yang berbeda.

Babako merupakan suatu acara upacara adat perkawinana di selenggarakan oleh kerabat ayah. Babako juga merupakan tradisi yang mencerminkan kehidupan bergotong royong pada masyarakat minangkabau. Tradisi babako ini ketika pihak keluarga dari ayah membawakan barang hantaran tersebut terdiri dari seperangkat kebutuhan mempelai wanita yang disusun di atas baki-baki yang telah di sediakan. Dengan jumlah barang yang akan di antarkan ke rumah mempelai wanita.

Perlengkapan yang juga di antarkan ke rumah mempelai wanita bukan hanya seperangkat kebutuhan saja. Sebagai kepala adat nasi kuning dan singgang ayam sangat peran penting dalam acara babako yang disebut sebagai makanan adat.

Acara babako ini juga menunjukkan kasih sayang bako calon mempelai wanita yang ikut memikul biaya sesuai kemampuan atau memberikan barang antaran yang telah di berikan bako tersebut.

Di acara babako ini bukan hanya sekedar berjalan dari rumah bako hingga rumah mempelai wanita saja. Kita juga diiringi dengan alat musik yang sering disebut dengan “tabuik” tabuik juga mengisi acara selama perjalanan kita dengan iringan musik yang sangat mewah dalam acara babako ini. Tabuik ini juga menghibur orang sekitar selama perjalanan babako.

Dengan adanya acara babako yang di iringi musik tersebut, sang ibu juga mempersiapkan penyambutan kedatangan bako dengan meriah pula. Mulai dari penyambutan di halaman rumah dengan sebuah tarian yang telah disiapkan hingga menyediakan berbagai hidangan khas pernikahan di dalam rumah mempelai wanita.

Babako ini bukan suatu acara yang diharuskan di adakan dalam perkawinan karna tergantung pihak bako yang akan mengadakan acara babako ini. Dan juga tergantung keuangan bako itu tersindiri. Tidak adanya unsur keterpaksaan dalam acara babako ini.

Tujuan diselenggarakannya tradisi ini untuk memperkenalkan keluarga ayah kepada sang anak. Anak yang dijemput dibawa kerumah bako nya, agar anak bisa berkenalan dengan lingkungan keluarga ayah. tradisi ini mempunyai fungsi dan sangat berarti tentunya dalam perkembangan kepribadian dan psikologis si anak nantinya.

Dalam adanya acara babako ini sangat banyak sisi baik yang didapatkan dalam keluarga karna semua anggota keluarga hadir dan datang untuk mengantar kan mempelai wanita ke rumahnya. Rasa kekeluargaan pun menjadi bertambah karna adanya acara babako berkumpul bersama keluarga besar yang jauh diparantauan juga ikut serta dalam acara babako ini.

Diadakanya sebuah acara babako ini bukan suatu ajang perlombaan bagi keluarga mempelai wanita itu sendiri maupun masyarakat setempat. Karna acara babako ini juga sudah menjadi turun-temurun dalam adat minangkabau. Sebuah acara babako juga tergantung baia yang ada di pihak bako bukan di tetapkan dalam keluarga tersebut.

Mempererat hubungan silahturrami dengan diadaakan acara ini dan lebih mengenal keluarga dari pihak ayah yang jarang ditemui dan ketika acara yang sangat penting ini semuanya berkumpul dengan acara yang hanya sekali seumur hidup bagi mempelai wanita.

Di setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda maupun cara adat babako ini. Karna akan memiliki dan perbedaan dan persaamaan itu sendiri maupun dari segi perlengkapan yang diberikan bako makanan yang sesuai khas. Makanan yang dibuat dari bako memiliki macam ragam dari makanan besar seperti nasi kuning hingga cemilan yang berbentuk galamai dengan beberapa macam rasa dan khas galamai yan dibuat oleh bako.

Keluarga tidak mematokan atau mewajibkan bako untuk apa yang harus dibawa karna hal yang seperti itu sebelum acara bako dan keluarga sudah membahas dan menjelaskan hal apa saja yang harus di bawak acara babako tersebut. Mana yang dibawa ketika acara babako mana yang akan di bawa ke acara pesta pernikahan tersebut. Karna tidak adanya suatu ke terpaksaan dalam acara babako ini.

Jadi, acara babako ini harus dikembangkan dan dilaksanakan agar tidak hilang dan luntur adanya perkembangan zaman saat ini. Karna acara ini sangat penting bagi untuk anak cucu kita sendiri. Karna acara ini sangat kebanggaan bagi adat minangkabau sebuah acara yang sangat di junjung tinggi dalam sebelum melakukan acara pesta pernikahan di rumah mempelai wanita.

/* Penulis adalah Mahasiswa Universitas Andalas.


Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Minangkabaunews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Related posts