Ketum MUI Sumbar Buya Dr. Gusrizal Gazahar: Zona KHAS Harus Diawasi dan Bertanggung Jawab di Hadapan Allah

  • Whatsapp

MINANGKABAUNEWS.com, PADANG Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Barat, Buya Dr. H. Gusrizal Gazahar, Lc., M.Ag., menegaskan pentingnya pengawasan dan kesungguhan dalam implementasi Zona Kuliner Halal, Aman dan Sehat (KHAS) di perguruan tinggi. Hal itu beliau sampaikan dalam sambutannya pada peresmian Zona KHAS Universitas Andalas (Unand), yang berlangsung di kampus Unand, Padang, belum lama ini.

Dalam tausiahnya, Buya Dr. Gusrizal menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Rektor Unand beserta jajaran yang telah menginisiasi dan mengawasi keberadaan Zona Khas yang benar-benar sesuai prinsip kehalalan, bukan hanya sebatas seremonial.

“Ini adalah undangan keempat, dan baru kali ini saya hadir. Sebelumnya saya memang memilih untuk tidak hadir karena melihat banyak zona khas yang hanya diresmikan tanpa pengawasan yang jelas. Tapi kali ini saya hadir karena saya lihat Unand serius dan bersungguh-sungguh,” ujar Buya Gusrizal.

Beliau menyoroti sejumlah zona halal yang sebelumnya dideklarasikan namun belum memiliki satu pun produk bersertifikat halal. Bahkan, ia mengungkapkan adanya zona khas yang dinilai keliru dalam penetapan lokasi dan implementasi, sehingga tidak sesuai dengan prinsip syariah yang seharusnya dijaga.

“Kami di MUI sangat berhati-hati dalam menetapkan kehalalan sebuah produk, karena pertanggungjawabannya bukan hanya administratif, tapi juga di hadapan Allah SWT,” tegas Buya Gusrizal, sembari mengutip firman Allah dalam Q.S. an-Nahl: 116, “Wa la taqulû limâ tashifu alsinatukum al-kadhiba hâdzâ halâlun wa hâdzâ harâm…”.

Buya Dr. Gusrizal menekankan bahwa ajaran Islam sejatinya lebih banyak mendorong umat untuk mengonsumsi yang halal dan baik (halalan thayyiban), dan hanya sebagian kecil yang diharamkan. Oleh karena itu, kecenderungan masyarakat kepada hal yang haram harus diimbangi dengan pengawasan, edukasi, dan keteladanan dari lembaga-lembaga yang kredibel.

Beliau juga menyampaikan rasa bangganya karena Unand menjadi pelopor dalam menghadirkan zona KHAS yang diawasi dan dijaga secara konsisten. Ia menyebut bahwa hingga kini belum banyak perguruan tinggi, termasuk lembaga keislaman sekalipun, yang menghadirkan zona halal seperti yang dilakukan Unand.

“Ini bukan hanya kebanggaan bagi Unand, tetapi juga bagi kami di MUI. Kami ucapkan jazakumullah khairan kepada semua pihak yang mendukung, termasuk Bank Indonesia, OJK, Satgas Halal, dan seluruh tim Unit Halal Center Unand,” pungkasnya.

Menutup sambutannya, Buya Dr. Gusrizal kembali mengingatkan bahwa perjuangan mewujudkan zona halal bukan sekadar pencapaian administratif, tetapi bagian dari jihad untuk menyelamatkan umat dari yang haram dan meneguhkan yang halal.

“Teruslah berjuang. Ini bukan hanya administrasi, tapi jihad. Semoga Allah memberkahi segala upaya ini,” tutupnya.

Related posts